advertisement

Penayangan bulan lalu

Jumat, 30 September 2011

Berhitung Ala Tsabit


Oleh : Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar

Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk berhitung. Para penganut hisab untuk penentuan awal bulan jelas harus bisa menghitung, meski penulis pernah mendengar dari seorang tokoh ormas penganut hisab tersebut, bahwa di ormas itu pelatihan hisab terakhir sudah 33 tahun yang lalu. Artinya, sebenarnya sebagian besar sudah tidak bisa mempraktikkan hitungan astronomi.


Namun para penganut rukyat pun juga harus bisa menghitung. Karena tanggal berapa mereka merukyat toh ditentukan dengan kalender yang dihitung. Celakanya, di dunia ini ada banyak versi kalender. Meski metode hitungannya sama, tetapi karena kriteria kalender serta lokasi yang dihitung tidak sama, maka kalender yang dihasilkan berbeda-beda. Perlu otoritas khalifah untuk menyatukan semua perbedaan itu.


Ramadhan juga saat yang tepat untuk menghitung zakat. Sebenarnya zakat dibayarkan sesuai nisab dan haul-nya, yang tidak selalu di bulan Ramadhan. Tetapi mayoritas orang mengambil momentum Ramadhan, biar gampang ingatnya, dan mumpung ada panitianya.


Hitung-menghitung juga terkait dengan amal. Bulan obral ampunan ini adalah saat yang tepat untuk menghitung dosa-dosa. Namanya juga muhasabah, alias menghitung, tentu saja untuk bertobat.


Tapi bicara soal berhitung, pernahkan Anda mendengar "Bilangan Tsabit"? Sedemikian hebatnya karya Tsabit bin Qurrah yang hidup di Baghdad (826 - 901 M) sampai namanya abadi dalam matematika. Dia lahir di Harran, sebuah wilayah Mesopotamia yang sekarang wilayah Turki. Ketika bakatnya dikenali, dia diundang oleh Musa bin Syakir yang merupakan penasihat sains Khalifah untuk melanjutkan studinya di Baitul Hikmah di Baghdad. Kehadiran Tsabit yang notabene seorang Sabiin (penyembah bintang) adalah bukti bahwa Khilafah tidak melakukan diskriminasi di dunia akademis. Dan Tsabit kemudian mempersembahkan karya-karyanya di bidang astronomi, fisika-statika, dan terutama matematika untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslimin.


Dalam dunia matematika teori bilangan, "bilangan Tsabit" telah lebih dari 1000 tahun menjadi tantangan para ahli, termasuk ahli komputer saat ini. Bilangan itu adalah 3 kali 2 pangkat n dikurangi 1, di mana n adalah bilangan integer positif.


3.2n-1
Bilangan Tsabit


Jadi untuk n dari 0 sampai 4, bilangan Tsabitnya adalah 2, 5, 11, 23, dan 47. Semua bilangan ini ternyata adalah bilangan prima! Tsabit membuatnya sampai 321 bilangan. Panjang bilangan Tsabit ke 321 itu mencapai 97 digit, yang tentu saja sudah terlalu besar dan cukup sulit dihitung dengan alat-alat yang tersedia hingga saat itu. Tapi benarkah bilangan Tsabit itu pasti bilangan prima? Tentu ini lebih sulit lagi untuk membuktikannya. Maka lahirlah sebuah ilmu baru dalam matematika untuk memecahkan bilangan prima. Dewasa ini, teknologi persandian (enkripsi) didasarkan pada perkalian dua bilangan prima yang sangat panjang. Keberhasilan memecah sandi itu tergantung oleh seberapa cepat bilangan prima itu dapat dihitung. Sebuah jasa yang luar biasa dari Tsabit bin Qurrah.


Berabad-abad para ahli matematika, dan setengah abad terakhir ini para ahli komputer mencoba membuktikan keprimaan setiap bilangan Tsabit. Pada April 2008 dengan teknologi distributed-computing dalam sebuah proyek bernama "321-search", bisa diverifikasi keprimaan bilangan Tsabit hingga n = 4235414. Panjang bilangan itu mencapai 1274988 digits. Seperti dipublikasikan di On-Line Encyclopedia of Integer Sequences (OEIS) sequence A002235, nilai n yang memberikan bilangan prima Bari bilangan Tsabit adalah


0,1, 2, 3, 4, 6, 7,11,18, 34, 38, 43, 55, 64, 76, 94, 103,143, 206, 216, 306, 324, 391, 458, 470, 827, 1274, 3276, 4204, 5134, 7559, 12676, 14898, 18123, 18819, 25690, 26459, 41628, 51387, 71783, 80330, 85687, 88171, 97063, 123630, 155930, 164987, 234760, 414840, 584995, 702038, 727699, 992700, 1201046, 1232255, 2312734,3136255,4235414


sequence A002235 in OEIS


Tetapi prestasi Tsabit bin Qurrah masih banyak lagi. Dia mengamati dan lalu menghitung panjang tahun sideris, yaitu perputaran bumi mengelilingi matahari tepat 365 hari, 6 jam, 9 menit dan 12 detik (hanya berbeda 2 detik dari yang kita pakai di zaman modern).


Dia juga menekuni persoalan permainan catur. Kalau sekarang ini ada software komputer permainan catur yang bisa mengalahkan manusia, maka itu berkat jasa Tsabit bin Qurrah yang mula-mula memikirkan bagaimana memenangkan permainan catur secara matematis melalui solusi problema independensi, dominasi, dan permutasi. Lahirlah sebuah cabang baru matematika yang disebut "recreational mathematics”.
Baca Selengkapnya »»  

Al-Biruni, Matematikawan Penemu Trigonometri Modern


Oleh: Kholili Hasib

NAMA lengkap al-Biruni adalah Abu al-Raihan Muhammad bin Ahmad al-Khawarizmi al-Biruni. Saintis ensiklopedis abad ke-9 ini dilahirkan di kota Khawarizmi, salah satu kota di wilayah Uzbekistan pada tahun 362 H (973 M). Adapun nama Al-Biruni berasal dari kata Birun dalam bahasa Persia yang berarti kota pinggiran. Dinamakan demikian karena tanah kelahirannya terletak di pinggiran kota Kats yang merupakan pusat kota Khwarizm. Kota tersebut memang dahulu dikenal termasuk wilayah Persia. Sehingga, al-Biruni biasanya dikenal ilmuan dari Persia Timur.

Tradisi dan lingkungan di negeri al-Biruni mempengaruhi karakter dan keilmuannya. Pada waktu itu, merupakan masa-masa emas bidang sains Islam di wilayah Asia Tengah.

Ia hidup sezaman dengan Abu Nashr Manshur, astronom kenamaan asal Khurasan yang menguasai karya-karya klasik Yunani seperti Ptolomeus dan Menelaus. Al-Biruni bahkan pernah belajar langsung ilmu astronomi kepadanya. Gurunya Abu Nashr Manshur meskipun seorang pengkaji filsafat Yunani, akan tetapi framework pemikirannya tidak terpengaruh oleh filsafat paripatetik Yunani.

Frame ini diajarkannya kepada al-Biruni. Makanya al-Biruni dikenal cukup keras dan lugas menyikapi fenomena filsafat paripatetik Yunani. Dengan ajaran Gurunya itu, al-Biruni tampil sebagai kritikus yang keras terhadap filsafat Yunani. Ia pernah berkorespondensi dengan Ibn Sina, mendiskusikan tentang filsafat dan pengaruhnya terhadap cendekiawan muslim waktu itu (Sains dan Peradaban di Dalam Islam, halaman 115). Selain sezaman dengan dua ilmuan tersebut, al-Biruni juga semasa dengan al-Haitsam, seorang ilmuan muslim ahli fisika.

Ia termasuk ilmuan yang memiliki modal kecerdasan matematis. Al-Biruni senantiasa menolak segala asumsi yang lahir dari khayalan. Pemikirannya logis, tapi tidak pernah menafikan teologi. Al-Biruni adalah pelopor metode eksperimental ilmiah dalam bidang mekanika, astronomi, bahkan psikologi. Ia menghendaki agar setiap teori dilahirkan dari eksperimen dan bukan sebaliknya.

Al-Biruni termasuk saintis esiklopedis, karena pakar dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Memang tradisi para cendekiawan muslim dahulu adalah mereka tidak cukup puas menguasai dalam satu bidang ilmu saja. Al-Biruni selain dikenal sebagai seorang ahli matematika, juga menguasai bidang-bidang sains lainnya.

Sepanjang hidupnya, al-Biruni telah menghasilkan karya tidak kurang dari 146 buku (sebagian ahli bahkan mengatakan bahwa al-Biruni telah menulis 180 buku). Kebanyakan merupakan karya bidang astronomi yakni ada sekitar 35. Sisanya buku tentang astrologi, geografi, farmakologi, matematika, filsafat, agama, dan sejarah.

Bidang sains yang dikuasainya adalah astronomi, geodesi, fisika, kimia, biologi, dan farmakologi. Selain itu ia juga terkenal sebagai peneliti bidang filsafat, sejarah, sosiologi dan ilmu perbandingan agama. Tentang bidang sosial ini al-Biruni mendapat gelar seorang antropolog, karena penelitiannya yang serius tentang kehidupan keagamaan orang India.

Hasil risetnya dibukukan dengan judul Tahqiq maa lii al-Hindi min Maqulah Maqbulah fi Al-‘Aqli aw Mardzwilah dan Tarikh al-Hindi.

Di antara pencapaian intelektualnya tersebut, peletakan dasaar-dasar trigonometri merupakan prestasi besar al-Biruni di bidang matematika. Trigonometri adalah cabang ilmu matematika yang membahas tentang sudut segitiga.

Di dalamnya terdapat istilah-istilah trigonometrik, yaitu sinus, cosinus, dan tangen. Dasar-dasar dari teori trigonometrik ini ternyata telah lama dikenal oleh ilmuan muslim terdahulu abad kesembilan Masehi. Al-Biruni dikenal sebagai matematikawan pertama di dunia yang membangun dasar-dasar trigonometri.

Landasan-landasan trigonometrik tersebut kemudian dikembangkan ilmuan Barat. Dan diaplikasikan ke dalam beberapa cabang ilmu, seperti astronomi, arsitektur, dan fisika. Al-Biruni sendiri pernah mengaplikasikannya secara matematik untuk membolehkan arah kiblat ditentukan dari mana-mana tempat di dunia.

Meskipun ilmu trigonometri telah dikenal di Yunani, akan tetapi pematangannya ada di tangan al-Biruni. Ia mengembangkan teori trigonometri berdasarkan pada teori Ptolemeus. Hukum Sinus (The Sine Law) adalah temuannya yang memperbaiki teori Ptolemeus.

Hukum ini merupakan teori yang melampaui zamannya. Seperti yang popular dalam trigonometri modern terdapat hukum sinus. Hukum sinus ialah pernyataan tentang sudut segitiga. Rumus ini berguna menghitung sisi yang tersisa dari segitiga dari 2 sudut dan 1 sisinya diketahui.

Prestasi al-Biruni lebih diakui daripada Ptolemeus karena dua alasan:

Pertama, teorinya telah memakai sinus sedangkan Ptolemeus masih sederhana, yaitu menggunakan tali atau penghubung dua titik di lingkaran (chord).

Kedua, teori trigonometri al-Biruni dan para saintis muslim penerusnya itu menggunakan bentuk aljabar sebagai pengganti bentuk geometris.

Rumus sinus dinyatakan rumus praktis dan lebih cainggih. Menggunakan logika matematika modern dan sangat dibutuhkan dalam perhitungan-perhitungan rumit tentang sebuah bangunan. Dunia arsitektur sangat memanfaatkannya untuk mengukur sudut-sudut bangunan. Ilmu astronomi juga diuntungkan. Dalam tradisi Islam, dimanfaatkan dalam ilmu falak, penghitungan bulan dan hari.

Penggunaan aljabar dalam teori trigonometri al-Biruni sangat dimungkinkan menggunakan teori aljabar Al-Khawrizmi, seorang matematikawan muslim asal Khawarizm. Ia merupakan generasi matematikawan asal Khurasan sebelum al-Biruni.

Menurut Raghib al-Sirjani, ilmu aljabar Al-Khawarizmi tidak hanya menginspirasi matematikawan Khurasan dan sekitarnya, seperti Abu Kamil Syuja al-Mishri, al-Khurakhi dan Umar Khayyam saja, akan tetapi karya agungnya Al-Jabar wa Muqabalah menjadi buku induk di universitas Eropa. Dan al-Biruni termasuk saintis pengkaji temuan Al-Khawarizmi tersebut.

Makanya, teori trigonometri modern al-Biruni sesungguhnya sangat berjasa terhadap ilmu aljabar Al-Khawarizmi. Sebab, berkat temuan al-Khawarizmi terutama temuannya tentang angka nol, al-Biruni mampu mengangkat ilmu trigonometri Ptolemeus menjadi teori yang berpengaruh hingga era matematika modern saat ini.

Al-Biruni juga menjelaskan sudut-sudut istimewa dalam segitiga, seperti 0, 30, 45, 60, 90. Penemuan ini tentu sangat memberi kontribusi terhadap ilmu-ilmu lainnya. Seperti ilmu fisika, astronomi dan geografi. Karena memang ilmu matematika merupakan dasar dari ilmu-ilmu astronomi dan fisika.

Oleh sebab itu, teori Ptolemeus sesunggunya masih sederhana dan belum bisa dikatakan sebagai trigonometri dalam ilmu matematika modern. Hukum sinus itulah merupakan hukum matematika penting dalam ilmu trigonometri.

Teori ini memberi kontribusi yang cukup besar terhadap pengembangan ilmu yang lain. Ia telah menggunakan kaedah penetapan longtitude untuk membolehkan arah kiblat ditentukan dari mana-mana tempat di dunia.

Di saat ia mencapai kematangan intelektual, al-Biruni banyak didukung oleh para sultan dan penguasa untuk mengembangkan keilmuannya untuk bidang astronomi dan fisika.

Ia pernah menulis al-Qanun al-Mas’udi, karya tentang planet-planet atas dukungan Sultan Mas ’ud dan dihadiahkan kepadanya. Buku ini merupakan ensiklopedi astronomi yang paling besar, tebalnya lebih dari 1.500 halaman. Di dalamnya ia menentukan puncak gerakan matahari, memperbaiki temuan Ptolemeus.

Al-Biruni juga pernah tinggal dan bekerja untuk sebagian besar hidupnya di istana Sultan Mahmud, dan putranya, Mas’ud. Selama bergaul itulah al-Biruni banyak menghasilkan karya-karya astronomi dan matematika.

Al-Biruni telah memberikan sumbangan multidimensi terhadap dunia sains. Karya-karya peninggalannya adalah bukti keluasan ilmunya terhadap berbagai disiplin sekaligus.

Selain mendapat pujian dari ummat Islam, al-Biruni juga mendapatkan penghargaan yang tinggi dari bangsa-bangsa Barat. Karya-karyanya melampaui Copernicus, Isaac Newton, dan para ahli Indologi yang berada ratusan tahun di depannya. Baik ulama maupun orientalis sama-sama memujinya.

Salah satu bentuk apresiasi ilmuan dunia hingga saat ini adalah pada tahun 1970, International Astronomical Union (IAU) menyematkan nama al-Biruni kepada salah satu kawah di bulan. Kawah yang memiliki diameter 77,05 km itu diberi nama Kawah Al-Biruni (The Al-Biruni Crater).



Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Istitut Studi Islam Darussalam Gontor Ponorogo
Baca Selengkapnya »»  

Bomber Solo: Siapa Mereka? (Membaca Anatomi Kelompok Bomber dan Follower)


Oleh: Harits Abu Ulya (Pemerhati Kontra-Terorisme & Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst)

Akhirnya Mabes Polri (Selasa, 27/9) memastikan siapa pelaku Bom GBIS Kepunton Solo. Ia adalah Ahmad Yosepa alias Hayat, ia termasuk satu dari lima orang DPO peristiwa pengeboman masjid Azd Dzikra Mapolresta Cirebon pada 15 April 2011. Diluar itu, spekulasi bermunculan tentang siapa sebenarnya para pelaku ini? Demikian termasuk spekulasi lainya yang muncul.

Jika kita inventarisir spekulasi-spekulasi terkait bom Solo kali ini, ada beberapa poin: Pertama, siapakah Hayat sebenarnya? Dan dari jaringan atau kelompok manakah ia? Apa masih terkait dengan jaringan JI atau lainya? Kedua, apakah aksi Hayat itu murni inisiatifnya dan stiril dari rekayasa intelijen? Ketiga; adakah kaitanya dengan peristiwa Ambon paska Idul Fitri kemarin? Keempat; apa hubunganya dengan rencana DPR melegislasi RUU Intelijen dan proyek massif deradikalisasi BNPT?

Menurut saya (penulis) point-point di atas bisa dipisah dalam dua wilayah. Pertama, adalah siapa hakikat pelaku dan bagaimana langkah-langkah aksinya dan kedua adalah implikasi-implikasi politiknya. Implikasi ini bisa saja adalah plan yang sudah disiapkan satu rangkaian dengan peristiwa bom Solo, dengan asumsi jika bom bunuh diri itu adalah by design. Atau implikasi itu adalah plan yang dibuat sebagai respon cepat pada momentum yang tepat, inilah kerja para follower dalam isu terorisme di Indonesia. Para follower bekerja sedemikian rupa, untuk mencapai target yang maksimal dengan berbagai kompensasinya.

Untuk mengeja jawaban empat point diatas dan relevansi antar point tersebut, saya perlu paparkan fakta dan realita dari elaborasi (riset) lapangan:

Fakta kelompok dan hubungan antar mereka

Pada paparan beberapa fakta, saya (penulis) melokalisir pada person-person yang terkait kasus Bom Cirebon dan Bom GBIS Solo karena disana kita temukan irisan dan korelasi antar tandzim (sel). Ada tiga jaringan (tandzim) yang bergerak dengan amaliyah “jihad fardiyahnya” yakni; Tim Hisbah Solo, Kelompok Cirebon dan Tim Ightiyalat Klaten, (ightiyalat: melakukan jihad, baik dalam bentuk pembunuhan dari individu atau pembunuhan rahasia sasaran individu) .

Di akhir 2009 seseorang yang bernama Musolah tercatat ikut pengajian Tim Hisbah beberapa kali di Masjid al Anshor, Semangi, Solo, yang akhirnya ia pulang balik ke Cirebon. Saat itu Tim Hisbah yang basisnya di Solo di pimpin oleh Sigit Qordowi, cuma tidak terang bagaimana pertama kali pertemuan antar mereka terjadi. Cuma perlu dicatat bahwa perjumpaan itu bisa dengan berbagai kemungkinan. Apalagi saat sekarang banyak medium (missal; jejaring sosial) memudahkan komunikasi antar person.

Di Bulan Desember 2009 sesorang yang bernama Atok membentuk Tim Ightilayat di Klaten, yang kemudian di bulan Mei 2010 Tim Ightiyalat mulai mencoba belajar merakit bom dengan Heri Sigu Samboja, seseorang yang lahir dari keluarga yang diduga kuat anggota JI, ia bergabung dengan Noordin M Top, dan sempat belajar merakit bom dengan Dr Azhari, akhirnya Heri SS ditangkap ditahun 2004, dipengadilan di vonis 7 tahun penjara, kemudian bebas di tahun 2008.

Pada bulan September 2010 Tim Ightiyalat yang dibentuk oleh Atok berfusi dengan Tim Hisbah untuk melakukan amaliyah (serangan) terhadap polisi dan gereja.

Ada catatan sebelumnya di bulan September 2009 Syarif (pelaku bom Mapolresta Cirebon), Musolah dan seorang lagi yang bernama Yadi di duga terlibat perusakan toko Alfamart Cirebon karena alasan menjual miras dalam sebuah sweeping yang mereka lakukan bersama beberapa person dari komponen lainya.

Kemudian pada awal bulan Desember 2010 upaya amaliyah yang direncanakan kelompok gabungan dua jaringan (Tim Hisbah dan Ightiyalat Klaten) yakni pemboman di Sukoharjo gagal. Tapi ini tidak menyurutkan langkah mereka untuk melakukan amaliyah-amaliyah berikutnya karena terbukti di pertengahan bulan Desember 2010, Sigit Qordowi dari Tim Hisbah meminta anak buahnya yang berinisial EJ untuk membeli senjata. Kemudian EJ menelpon Musolah di Cirebon dan 2 kali di bulan Desember 2010 dan Februari 2011 mereka mendapatkan senjata. Di akhir Februari anak-anak Klaten (jaringan Klaten) minta tolong dari EJ untuk mencari tempat tinggal karena seorang yang bernama Atok dari tim Ightiyalat baru di tangkap. Akhirnya EJ menindaklanjuti dengan meminta tolong kepada Musolah, akhirnya kemudian orang tersebut pindah ke Cirebon.

Di bulan Maret 2011 Sigit Qordowi mencoba untuk mengusahakan senjata lagi dan kembali meminta EJ untuk mencari, akhirnya tanggal 10 April 2011 EJ ke Cirebon untuk mengambil pesanan senjata dari tangan Musolah kemudian dia kembali pulang.

Di tanggal 15 April 2011 Peristiwa bom bunuh diri di Cirebon terjadi, saat itu Musolah menghubungi EJ via telpon dan memintanya untuk turun ke lapangan (Cirebon). Disana EJ diminta mencari tempat yang lebih aman di wilayah Solo untuk 2 orang teman dari Musolah yaitu bernama Yadi dan Hayat alias Raharjo (alias Achmad Yosepa) karena mereka ikut menolong atau membantu Muh. Syarif (pelaku bom Cirebon), sementara Musolah sendiri menghilang lari ke wilayah Tegal Jawa Tengah.

Antara tanggal 17 s/d 19 April 2011 EJ berusaha mencari tempat untuk mereka menjual bakso namun tidak berhasil dan justru pada tanggal 19 April 2011 keberadaan Musolah terhendus oleh aparat bahkan kemudian tertangkap. Akhirnya informasi tertangkapnya Musolah ini mendorong Hayat lari ke Karang Anyar, sementara Yadi lari ke Bandung. Sementara EJ sendiri di tanggal 12 Mei 2011 ditangkap dan di hari berikutnya tanggal 13 Mei 2011 Sigit Qordowi tewas tertembak oleh Densus 88 di Sukoharjo. Dan akhirnya publik melihat peristiwa pada tanggal 25 September 2011 terjadi aksi bom di GBIS Solo dan Hayat alias Achmad Yosepa alias Raharjo alias Achmad Abu Daud dipastikan oleh Mabes Polri paska uji DNA sebagai pelakunya.

Dan masih ada DPO lainya dalam perburuan aparat Densus88; Amir Ashabul Kahfi Cirebon, Yadi alias Hasan (diduga menyembunyikan pelaku bom Klaten dan memerintahkan untuk memberikan pelatihan merakit bom), Heru Komarudin (di duga perakit bom yang dipakai M.Sarif di Mapolresta Cirebon), Beni Asri dan Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gendut alias Rian (dua orang ini di duga yang terlibat menyembunyikan rangkaian bom). Dan diduga juga seorang yang bernama Sohir (terpidana Bom Bali yang sudah bebas) menjadi tempat belajar merakit bom Hayat dan termasuk Sarif sebelumnya, karena Sohir dikenal cukup piawai merakit bom. Sementara bocoran intelijen MI6 Inggris mensinyalir kota Surabaya dan Semarang menjadi sasaran potensial untuk aksi berikutnya.

Mengeja Spekulasi

Dari fakta-fakta ini kita mencoba mengeja jawaban point diatas. Pertama, siapakah Hayat sebenarnya? Dan dari jaringan atau kelompok manakah ia? Apa masih terkait dengan jaringan JI atau lainya?

Hayat adalah termasuk DPO kasus Bom Cirebon, anak pertama dari tiga bersaudara, dan sejak kecil ia ikut ayahnya yang bernama M.Daud Turani dan ibunya bernama Hindun transmigrasi ke Kalimantan.Hayat memiliki nama asli Pino Damayanto di akte kelahiran dan karena sering sakit kemudian diganti nama menjadi Ahmad Urip, ia dilahirkan di Losari, Cirebon 19 Oktober 1980 dan beralamat di Jl Pandesan kota Cirebon.

Kedua orang tuanya sendiri sudah lama tidak berjumpa atau berhubungan dengan Yosepa.Pendidikannya dari awal di SD Losari kemudian dilanjutkan SMP saat di Kalimantan, dan masa SMA nya di Ciledug Kabupaten Cirebon.Yosepa tidak pernah mondok, berbeda dengan isu diluar yang menyatakan Yosepa pernah mondok di Ngruki selama tiga tahun.Sejauh yang terungkap, jualan bakso adalah salah satu pekerjaan yang ia tekuni sekalipun tidak sukses.

Saat di Cirebon Hayat pernah mengikuti MMI dan kemudian berafiliasi ke JAT (terlepas apakah bagi MMI atau JAT sendiri, Hayat diakui sebagai anggotanya atau tidak, karena di JAT sendiri ada mekanisme penerimaan seseorang bisa menjadi anggotanya. Dan kalimat mengikuti tidak selalu berarti menjadi anggotanya). Hayat sering bersama Sarif (pelaku bom Cirebon) dalam berbagai aksi sekalipun ia tidak seagresif Sarif, namun kesamaan visi yang dimiliki antar mereka menjadikan mereka membangun “tandzim” sendiri melepaskan diri dari kelompok yang sebelumnya mereka berafiliasi.

Maka saya (penulis) memberanikan diri untuk memberi catatan; bahwa mereka tidak terkait dengan kelompok gerakan Islam yang ada (seperti tuduhan sebagian pihak yakni yang dimaksud gerakan tersebut adalah MMI dan JAT). Mereka ada dalam simpul-simpul yang penulis ungkap diatas (jejaring Cirebon,Solo dan Klaten). Sebuah tandzim baru yang dilahirkan oleh situasi, sebuah entitas baru yang mencoba untuk eksis membawa ideologi jihad versi mereka. Mereka adalah entitas dari produk zaman, mereka adalah manefestasi dan artikulasi percikan dari umat Islam yang dalam kontek sekarang menjadi korban imperialism global dan lokal. Mereka memahami kondisi tersebut perlu respon, tanpa memperdulikan keabsahan aksi mereka secara syar’I begitu juga implikasi-implikasi politiknya (yang faktanya hari ini langkah mereka menjadi kontraproduktif terhadap Islam dan perjuangan Islam, atau minimal menjadi legitimasi kelompok pembenci Islam semakin massif langkahnya untuk mengaborsi geliat Islam dan umatnya).

Jika mereka pernah bersua beberapa person yang latarbelakangnya di duga anggota JI, tentu tidak bisa di vonis bahwa mereka adalah produk JI atau JI itu sendiri. Tidak harus JI yang bisa stimulus lahirnya tandzim baru dalam ranah jihad, sikon politik yang mendzalimi umat Islam juga bisa mengispirasi siapapun dari umat Islam yang memiliki ghiroh (semangat) untuk membangun jaringan (tandzim). Menghimpun orang-orang yang sevisi dan melakukan aksi sebagai respond dan jawaban mereka terhadap sikon politik yang ada. Dan kita tentu tidak bisa membuat logika yang premature, misalkan; seorang koruptor pernah kuliah di UI atau UGM, tentu tidak terima jika institusi UI dan UGM divonis adalah koruptor atau sarang koruptor. Dan begitu juga sebaliknya, seorang jebolan UI dan UGM kemudian dia menjadi koruptor tentu bukan karena dia belajar bagaimana dia korupsi atau UI dan UGM mengajari korupsi. Tidak ada hubungan timbal balik otomatis dalam konteks ini.

Bisa jadi mereka berinteraksi dengan lintas tandzim (baik yang sirri maupun yang terbuka), kemudian mereka terinspirasi keluar dari tandzim itu semua.Dan berikutnya mengkonstruksi “ideologi” baru bagi kelompoknya.Dan yang tidak boleh di abaikan sama sekali adalah adanya kemungkinan diantara mereka ada penyusupan oleh intelijen, sehingga entitas mereka adalah produk intelijen dengan berbagai kepentingan diluar kendali mereka (mengingat lahirnya JI juga terindikasi ada kontribusi agen/intelijen, begitu juga kasus lainya dan dalam hal ini perlu elaborasi terpisah lebih jauh) .

Tentang urusan kemampuan mereka menyiapkan dan merakit bom, dunia maya menjadi tempat selancar yang baik. Di sana cukup banyak guiden untuk menjadikan seorang mahir atau minimal punya kemampuan dasar (seperti pasukan komando) dalam masalah bom.Hal ini terbukti dari kelompok Pepi (bom serpong).Tidak harus belajar langsung kepada seorang guru yang berpengalaman dibidang bom (alumni Afghanistan, Kamp Hudzaibiyah, atau konflik Ambon dan Poso).

Bahkan dalam hal keterkaitan dengan kelompok jihadis Ambon atau Poso, penulis melakukan riset tidak menemukan keterkaitan langsung atau tidak. Mereka yang ada diPoso atau Ambon diluar pusaran amaliyah “jihad Fardiyah” kelompok Hayat cs. Terlalu naïf jika mereka di vonis satu jaringan misalkan hanya karena kesamaan bahan baku peledak dan tehnik perakitannya. Atau hanya kesamaan sama-sama memiliki visi jihad. Atau masuk jauh pada asumsi misalkan karena sama-sama memiliki ideologi Islam Radikal fundamentalis. Masih perlu bukti lebih akurat, tidak hanya berdasarkan asumsi dengan demikian mudah mengeneralisir.

Kedua, apakah aksi Hayat itu murni inisiatifnya dan stiril dari rekayasa intelijen? Sekaligus relevansinya dengan kasus Ambon yang terbaru? Dari pola dan pergerakan mereka, cenderung ini adalah kelanjutan program kelompok Hayat sebelumnya. Disamping mereka sadar betul dalam perburuan dan menjadikan ruang gerak mereka semakin sempit dan terbatas. Dan ditambah persepsi yang tidak positif terhadap aparat (khususnya Densus88), yaitu kecondongan arogansi dan eksekusi mati terhadap orang-orang yang terduga terlibat aksi bom bunuh diri (apalagi jika ada korban didalamnya dari anggota Tribrata/Polisi). Maka dalam sikon seperti ini, akan mendorong seseorang pada pilihan fatal yaitu aksi bom, seperti rencana semula mereka.Di sisi lain mereka sudah seperti kehilangan induk, tampa lagi ada komando (komandan). Karena sebagian besar “komandan” sudah di penjara, sehingga yang masih diluar “ngalor-ngidul” (istilah orang jawa; seorang yang kehilangan orentasi/bingung).

Jika ada dugaan sebagian pihak bahwa ini rekayasa atau pembiaran, bisa jadi logis karena laporan intelijen mengungkap adanya pergerakan kelompo mereka. Pada 14 Agustus di ungkap dalam laporan intelijen bahwa ada 5 orang yang di baiat dan 9 orang remaja yang belum dibaiat namun hadir dalam agenda itu. Jadi ada pergerakan di beberapa tempat.Jika dikaitkan dengan posisi tragedi Ambon paska idul fitri tidak terlalu relevan, namun bisa dimaknai posisi Ambon menjadi momentum keluarnya mereka kepermukaan untuk melaksanakan aksinya.Terlepas apakah peristiwa Ambon itu by design atau tidak (penulis, mendapatkan informasi yang mengindikasikan kasus Ambon dijadikan pancingan untuk mengeluarkan DPO dan termasuk untuk melahirkan para Jihadis baru muncul dipermukaan).Apalagi ditambah sikon di Ambon sebelum aksi bom di Solo terjadi teror bom secara beruntun di Karang Panjang, Terminal Mahardhika, Gereja Maranatha dan Gereja di Jalan Karang Panjang dari mulai hari Minggu sampai hari Senin malam.

Jika hendak mendiskusikan lebih jauh tentang “lemahnya” intelijen yang menjadikan Presiden SBY geram. Ada kemungkinan lemahnya kordinasi antar institusi intelijen terjadi, mengingat pola kerja Densus88 (yang 70% lebih fungsi mereka di intelijen) selama ini berdasarkan dugaan atau asumsi seseorang memiliki potensi ancaman, maka ia bisa diaborsi sebelum beraksi. Namun kali ini seolah kecolongan dan padahal terungkap sebelumnya adanya informasi intelijen di bulan Agustus tentang kemungkinan pergerakan dan aksi dari kelompok-kelompok tertentu (dan tidak keluar dari kelompok yang penulis ungkap diatas).Bisa juga munculnya dugaan (logika), terjadi gap atau persaingan antar institusi atau personel intelijen yang ada, hingga berakibat lemahnya kordinasi dan efeknya tidak bisa melakukan usaha preventif sebelum aksi bom Solo.

Ketiga; Apa hubunganya dengan rencana DPR melegislasi RUU Intelijen dan proyek massif deradikalisasi BNPT? Tentang point ini penulis lebih tepat mengatakan para follower yang konsen di bidang kontra-terorisme yang berada diberbagai lembaga dan institusi lagi sedang bekerja dan menemukan momentumnya.

Peristiwa bom Solo kali ini kalau bisa dijadikan penguatan asumsi RUU Intelijen harus segera di sahkan oleh DPR setelah sebelumnya di finalisasi secara tertutup oleh tim DPR dan Pemerintah. Dan bahkan kemudian memperkuat serta melegitimasi proyek kontra-terorisme dalam bentuk soft power berikutnya yaitu deradikalisasi yang dikomandani oleh BPNT. Seperti dalam kesempatan tertutup BNPT (Ansyad Mbai) dengan Komisi III DPR-RI mengusulkan anggaran 126 Miliar rupiah untuk proyek ini, dan menarget 800 ribu masjid dan 40 ribu pesantren menjadi partner BNPT, bahkan sudah membuat MOU dengan beberapa ormas Islam untuk proyek deradikalisasi.

Sang Presiden-RI; orang yang cukup peka kesempatan. Banyak pihak membaca langkahnya menyikapi bom Solo sangat bernuansa politik. Dan begitulah adanya, karena disana ada ketimpangan jika sang Presiden di baca bagaimana sikap ia terhadap kasus lainya yang serupa. Misalkan rakyat tidak melihat sikap tegas presiden terhadap kerusuhan di Ambon yang menewaskan beberapa orang muslim, yang di picu kematian tidak wajar tukang ojek yang beragama muslim (yang sampai tulisan ini dibuat juga belum di publish siapa pelaku pembunuhan tukang ojek tersebut). Atau bagaimana sikap sang presiden terhadap kelompok bersenjata di Papua yang beraksi menewaskan beberapa orang termasuk didalamnya aparat kepolisian dan TNI.Sangat sumbang dan timpang memang, semua rakyat membaca langkah dan sikap dia hanya untuk mengalihkan perhatian rakyat terhadap rusak, bopeng dan jebloknya pemerintahan dia yang terjebak dalam pusaran skandal mega korupsi.

Sang Presiden seperti seorang follower sejati, mengetahui waktu yang tepat untuk menggeser perhatian rakyat dari skandal politik pemerintahan ke urusan bom petasan yang di dramatisir seolah membahayakan toleransi, pluralism dan demokrasi.

Kalau ada upaya pengkaitan dengan kelompok ormas tertentu, ini juga pekerjaan para follower yang sejak awal sangat bernafsu ingin mengaborsi kelompok-kelompok Islam tersebut (misal; MMI dan JAT atau kelompok lainya yang di cap radikal fundamentalis). Ini terlihat opini yang digiring oleh media, dan bahasa-bahasa tendensius yang mereka gunakan.

Di akhir tulisan ini, penulis mau katakan; saatnya penguasa dan para politikus muslim yang terlibat dalam sebuah keputusan penting menyangkut nasib kehidupan sosial politik rakyat Indonesia yang notabene mayoritas adalah muslim, agar bersikap obyektif, jujur dan menjadikan akidah yang ada dalam dirinya menjadi maqoyis (standar) dalam tiap keputusannya. Sudah terlalu lama Islam dan umatnya terdiskriditkan dengan isu terorisme. Jangan sampai Indonesia betul-betul berubah menjadi “state terrorism” dan akhirnya berhadapan secara diametrikal dengan umat Islam. Kekuasaan itu sementara, dan hisab Allah SWT itu pasti, maka tidak beriman orang yang tidak amanah dengan kekuasaan. Wallahu a’lam bishowab (the.ciia2020@gmail.com)
Baca Selengkapnya »»  

Anggota Banggar DPR: "Kalo mau, rakyat silakan revolusi!"


JAKARTA – Boikot Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat untuk membahas rancangan anggaran negara 2012 menuai kecaman. Bahkan salah satu anggota Banggar dari PKS, Andi Rahmat mengungkapkan tak peduli aksi tersebut akan merugikan, bahkan kalo rakyat mau silakan revolusi.
Menurut Ekonom Faisal Basri aksi tersebut merupakan bentuk ketakutan anggota DPR terhadap penegakan hukum yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi yang akan mengancam praktek mafia anggaran.

“Banyak sekali indikasi anggota DPR menjadi calo anggaran,” kata Faisal.
Sebelumnya, Rabu lalu, KPK meminta keterangan empat pemimpin Badan Anggaran. Mereka adalah Melchias Markus Mekeng (Partai Golkar) sebagai ketua dan tiga wakilnya, yakni Mirwan Amir (Partai Demokrat), Olly Dondokambey (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), serta Tamsil Linrung (Partai Keadilan Sejahtera). Mereka diperiksa karena dalam penyidikan kasus korupsi proyek wisma atlet dan proyek infrastruktur transmigrasi ada indikasi ketidakberesan manajemen pembahasan anggaran di DPR.

Sorenya, rapat internal Badan Anggaran memutuskan untuk mengurungkan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012, yang sedianya digelar bersama pemerintah pada 21-26 September.

“Tak ada pembahasan sampai ada klarifikasi dari KPK, seperti apa pembahasan yang sesuai undang-undang,” kata Dolfi O.F.P., anggota dari PDIP.

Ketua KPK Busyro Muqoddas menduga terjadi kesalahpahaman di internal Badan Anggaran perihal pemeriksaan itu. Ia menyatakan siap jika dipanggil DPR untuk menjelaskan pemanggilan tersebut.

Namun pengacara senior Todung Mulya Lubis menyatakan pemeriksaan pemimpin Badan Anggaran oleh KPK tak ada hubungannya dengan kewajiban badan itu membahas keuangan negara.

“Kalau boikot itu membuat terjadi masalah dalam penyelenggaraan negara. Kesalahan ada pada DPR, khususnya Badan Anggaran.” Katanya.

Todung menilai aksi tersebut juga merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan. “Itu bentuk lain dari arogansi kekuasaan. Bahkan tokoh Muhammadiyah, Achmad Syafi’i Ma’arif, mengkritik langkah DPR sebagai “tidak elok”.

Menanggapi kecaman publik, anggota Banggar dari PKS, Andi Rahmat, menyatakan bahwa pihaknya akan tetap meneruskan aksinya.

“Kami jalan terus, enggak ada urusannya dengan kritik,” ujarnya tadi malam.
Ia bahkan mengaku tak khawatir aksi tersebut bakal merugikan rakyat. “Kalau mau stuck(mandek) negara ini, stuck saja! Kalau mau, revolusi sekalian.”

Beginilah kalau wakil rakyat nggondok, tak rela dikritisi. Kalau merugikanrakyat saja tak peduli, jadi sebenarnya mereka melayani rakyat atau kmelayani diri sendiri?

Wallohua’lam. (TI/arrahmah.com)
Baca Selengkapnya »»  

Adab Bersenggama Dengan Istri


Didalam jima (senggama) terdapat adab-adab yang dianjurkan islam yang mengantarkannya kepada amal islami yang sesuai dengan manusia serta untuk merealisasikan sasaran-sasaran yang diharapkan dari pernikahan. Diantara adab-adab tersebut adalah :

1.Menggunakan wangi-wangian sebelum berjima.
Didalam ash Shahihain dari hadits Aisyah berkata,” Sungguh aku pernah memakaikan wewangian kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian Beliau mendatangi isteri-isterinya. Dan pada pagi harinya Beliau mengenakan pakaian ihram dalam keadaan wangi semerbak"

2.Bercumbu (foreplay) sebelum berjima
Untuk meningkatkan gairah syahwatnya hingga bisa mendapatkan kenikmatan yang diinginkan.

3.Berdoa ketika berjima.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian ingin mendatangi istrinya (mengajak bersetubuh), hendaknya mengucapkan; BISMILLAH, ALLAHUMMA JANNIBNAS SYAITHAANA WAJANNIBIS SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa (anak) yang akan Engkau rizkikan kepada kami), apabila di antara keduanya ditakdirkan mendapatkan anak dari hasil persetubuhan itu, maka anak tersebut tidak akan dicelakakan setan selamanya."

4.Macam-macam jima yang dibolehkan :
Jima tidak diperbolehkan kecuali pada kemaluan yang menjadi tempat melahirkan dan reproduksi baik mendatanginya dari depan maupun belakang.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Jabir berkata; Orang-orang yahudi mengatakan; Jika seorang lelaki menyetubuhi isterinya pada kemaluannya dari arah belakang, maka anak tersebut akan terlahir dalam keadaan cacat matanya (juling). Lalu turunlah ayat: "Isteri-isteri kalian adalah tempat bercocok tanam bagi kalian, maka datangilah tempat bercocok tanam kalian dari mana saja kalian kehendaki."

5.Jika seorang suami telah mencapai puncak orgasmenya maka janganlah bersegera menyudahinya sebelum si istri mencapai puncak orgasmenya pula.

6.Diharamkan menggaulinya ketika sedang haid.
Diriwayakan oleh at Tirmidzi dan Abu Daud dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa menggauli wanita haid, atau menggauli wanita dari dubur, atau mendatangi dukun maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."

7.Diharamkan menggauli pada duburnya.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Terlaknat, orang yang menggauli isterinya pada duburnya."

8.Diharamkan menyebarkan apa yang dilakukan suami istri terkait dengan persetubuhan mereka.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Sa'id Al Khudri berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada Hari Kiamat ialah seseorang yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian suami menyebarkan rahasia istrinya."

9.Diwajibkan mandi setelah berjima’ walaupun tidak mengeluarkan mani.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila seorang lelaki duduk di antara empat cabang milik perempuan (maksudnya kedua paha dan kedua tangan), kemudian menekannya maka sungguh dia wajib mandi."
Didalam riwayat Muslim pula disebutkan,”Apabila seorang laki-laki duduk di antara cabang empat wanita (maksudnya kedua paha dan kedua tangan) dan bertemulah kelamin laki-laki dengan kelamin wanita maka sungguh telah wajib mandi'."
Didalam riwayat at Tirmidzi disebutkan,"Jika khitan bertemu khitan maka telah wajib mandi.”

10.Menggunakan penutup tatkala berjima’.
Terdapat hadits dalam hal itu akan tetapi lemah, maka tidaklah mengapa tanpa menggunakan penutup (selimut). Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, "Jika salah seorang dari kalian mendatangi isterinya hendaklah dengan penutup, dan jangan telanjang bulat." .. (Markaz al Fatwa No. 3768)
Wallahu A’lam
Baca Selengkapnya »»  

Sabtu, 24 September 2011

Tetap Bersyukur Dalam Kurangnya Kita


Seseorang menangis kepada sahabatnya dan mengeluhkan kehidupannya yang tiada berujung pada sebuah kesukaan.Dia juga tak henti- hentinya mengkomplain dan memaki diri sendiri dan keadaan yang sedang menimpanya. Pikirnya, semua adalah terjadi karena kekurangannya yang di"karunia"kan Allah. Rasanya hidup benar- benar membosankan. Namun, jalan takdir kematian belumlah sampai padanya. Sang Sahabat lalu berkata,

Allah yang menganugrahkan kelebihan, Allah pula yang menganugrahkan kekurangan pada kita, tapi percayalah Allah bukan sedang mendholimi kita. Bersyukurlah ketika kita masih bisa menjadi manusia yang penuh dengan kelemahan, karena disana berarti kita masih merasa membutuhkan Allah sang maha kuasa, dengan kata lain, kita tidak menjadikan diri kita sombong dalam banyaknya kekurangan kita seperti halnya iblis. Keluhan yang timbul itu adalah bahasa lain dari sebuah pengharapan ,jika disikapi secara sempurna. Tapi keluhan bisa menjadi dongkrak penggali lubang kesengsaraan kita sendiiri kalau terus dibiarkan menjadi bagian dari kualitas diri.

Bayangkan ketika kita harus menjadi sempurna. Kesempurnaan di dunia tidak melahirkan apa-apa kecuali hanya kesendirian. Kesempurnaan tidak membutuhkan siapa- siapa karena semua sudah jelas- jelas terpenuhi dan memenuhi. Kesempurnaan didunia tidak memunculkan apa- apa kecuali kebosanan. Siapa manusia didunia ini yang tidak bosan dengan sesuatu yang monoton? Kesempurnaan didunia tidak menumbuhkan kerjasama. Jika tak ada kerjasama, maka tak akan ada hubungan hati sesama manusia. Jika tak ada hubungan hati, maka tak akan ada kasih sayang, saling menghargai.

Kekurangan juga adalah sarana menguji kualitas diri tentang seberapa gentleman atau pengecutkah kita. Betapa banyak orang yang menjadikan kekurangan sebagai alasan pemakluman kesalahan dan kelebihan sebagai kendaraan kecongkakan. Disinilah waktu yang tepat untuk kita mengetahui dan kemudian membenahi.

Kekurangan juga mengajarkan kesabaran bagi para pelakon sebuah proses. Para manusia pengejar kesempurnaan dapat memulai dari yang tidak sempurna terlebih dahulu, kemudian memperbaiki satu bagian demi satu bagian, sehingga yang kita inginkan akan terwujud di depan mata. Benar- benar tidak ada karya besar yang muncul dengan sekali duduk.

Kekurangan menyebabkan manusia kreatif menapaki hidup. Banyak manusia yang bingung dengan hidupnya, wajar memang. Karena jalan hidup yang tahu hanyalah Allah sang maha penguasa. Tidak ada yang tahu ataupun bisa memastikan apa yang bakal terjadi sedetik didepan.Kekurangan manusia dalam hal ketidaktahuan itu yang merangsang mereka untuk bersiap- siap dengan semua kemungkinan yang terjadi. Bayangkan jika ketidaksempurnaan itu absen. Maka proses terhenti dan semua akan terasa datar.

Ketidaksempurnaan menimbulkan pengharapan. Seringkali, ketidak sempurnaan manusia membawanya pada sebuah masalah yang tanpa titik terang untuk keluar. Maka harapan hidup selanjutnya adalah terpanjat dalam sebait doa kepada sang maha sempurna. Disanalah akhirnya sebuah hubungan spiritual terjadi antara sang Raja hidup dan hambanya. Manusia masih bisa hidup beberapa hari tanpa makan minum dan atau kebutuhan lainnya, tapi manusia tidak akan bisa hidup tanpa harapan walaupun hanya sedetik saja. Tidak percaya? Coba tanyakan "masih adakah arti hidup ini indah" kepada seseorang yang sudah bosan hidup?

Kekurangan melahirkan kesyukuran pada sebuah keadaan. Banyak orang yang masih mengeluh setelah diberi tangan dan kaki sepasang dan akal yang sehat. Padahal kesemua itu memungkinkan kita untuk membenahi segala sesuatu yang terjadi dan akan terjadi kepada kita. insyaAllah.

Maka cintailah kekurangan diri sendiri dan makhluk disekitar kita, karena dari sana kita merasa dibutuhkan dan membutuhkan. Kekurangan justru menciptakan kerjasama dan hubungan hati karena adanya perjuangan dari sebuah menyatukan. Kekurangan jika disikapi dengan kelembutan hati akan membuat hidup semakin hidup dan harapan tidak akan tinggal harapan.Maka lebih baiklah kita meminimalisir keluhan atas kekurangan diri sendiri, yang justru akan menambah diri kita semakin kurang.

(Syahidah)
Baca Selengkapnya »»  

Kesepiannya Para Orang Tua Dimasa Tua


Ketika manusia beranjak dewasa, jalan hidup memilihkannya alur untuk memulai kehidupan mandiri. Pikirannya semakin berkembang, dan kemauannya semakin kompleks, dan semua menunggu untuk terpenuhi. Area hidup yang semula dalam asuhan orang tua, namun seiring dengan berlalunya waktu, kita diajukan pada berbagai pilihan hidup yang tak jarang membentangkan jarak yang menjauhkan dari orang tua.

Tuntutan hidup inilah yang akhirnya mau tidak mau mendesak para orang tua untuk rela melepaskan anak- anaknya jauh dan memilih jalan takdir mereka sendiri. Rela tidak rela, namun tanpa kuasa mereka harus merelakannya. Segenap doa mereka panjatkan kepada sang maha hidup agar anak- anak mereka selalu dalam pengawasan terbaikNya.

Ketika kesuksesan sudah digenggaman, sang anakpun berbangga dan berbahagia. Namun hal itu belum seberapa jika dibandingkan dengan kebahagiaan sejati para orang tua. Mungkin dari mereka banyak yang tidak ikut menikmati, namun begitulah orang tua, melihat kebahagiaan anak- anak mereka, itu sudah lebih dari cukup.

Para orang tua tidak menuntut harta atau cipratan kemuliaan dari anak- anak mereka. Bahkan kalau mereka berpunya, justru mereka yang akan dengan sukarela membagi- bagikan semua yang mereka miliki kepada anak- anak mereka.

Setelah semuanya telah terengkuh, namun kebanyakan dari kita melupakan satu hal. Waktu seakan sudah melenakan kita dari satu detikpun untuk berkirim kabar atau sekedar mengetahui keadaan orang tua terkasih, apalagi sampai mengunjunginya. Masih ingatkah kita, ketika kecil dulu, bahkan semua waktu hanya tercurah untuk kita, seakan dunia orang tua telah kita beli dengan kepengurusan atas diri kita. Tapi sekarang... keadaan itu berbalik dengan yang kebanyakan kita lakukan sebagai balas jasa kita untuk mereka.

Pahamilah hati orang tua dengan bayangan bahwa nanti ketika saat itu tiba untuk kita. Saat dimana kitapun akan menua. Ketika belahan hati telah jauh, yang diharapkannya hanya ketulusan perhatian lewat kunjungan ataupun hanya sekedar pembicaraan singkat lewat telefon. Bayangkan ketika orang tua harus melewati hari- harinya dalam kesepian dan sendirian. Ibaratnya, susah payah dan sakit badan serta hatipun harus mereka tanggung sendiri. Sedangkan anak yang mereka telah besarkan dengan susah payah dan penuh pengorbanan, kini telah pergi untuk berbahagia dengan kehidupannya sendiri.

Sungguh, para orang tua tidak akan menuntut untuk berbagi kebahagiaan itu, bahkan mungkin sebagian dari mereka coba untuk berbicara dengan diri dan menyediakan sejuta pemakluman, bahwa siklus hidup memang begitulah adanya. Tapi bukankah mereka adalah orang tua kita? mereka yang berjasa sampai kita pada level sekarang ini. Mereka masih dan akan tetap berhak atas kita. Jika kita membaiki orang lain, lebih diutamakan dahulu kita harus berbuat baik kepada orang tua.

Begitulah ketika orang tua harus melewati babak akhir dari kehidupannya. Walaupun begitu banyak harta kekayaan yang dimiliki, toh semua hanya benda mati yang tidak memberi rasa dan membangkitkan gairah hidup mereka. Walaupun absennya hadiah atau buah tangan dari anak- anak dan cucu mereka saat mengunjungi dan memperhatikannya, itu tidak masalah, karena sungguh kedamaian hati itulah yang tak bisa terbeli

Kalau saja usia tidak menuakan mereka, selamanya mereka akan tetap mengasuh kita. Mereka tak akan peduli seberapa dewasa dan mandirinya anak- anak mereka, orang tua tetaplah orang tua. Mereka akan tetap memelihara dengan kasih sayang yang paling paten kualitasnya untuk kita. Tidak ada balasan, tidak masalah. Tidak ada penghargaan, bukan hal yang perlu dirisaukan. Itulah orang tua.

Apakah anda termasuk orang yang sukses sekarang? kalau jawabannya adalah ya, pertanyaan selanjutnya adalah, apa kabar orang tua anda yang jauh disana?.

Kesuksesan tidak berarti apa- apa jika kita mengesampingkan dan atau bahkan membuang arti kasih dari orang tua. Kemuliaan yang kita raih sebagai bukti kerja keras, tidak akan memuliakan kita jika hal itu justru menggiring kita untuk mendapat titel anak durhaka.

Suatu hari kitapun insyaallah akan menjadi seperti mereka. Dan bila saat itu datang, kitapun ingin mendapatkan perlakuan sebaik- baiknya. Allah maha mengetahui dan maha adil terhadap hamba- hambanya, bagaimana perlakuan kita terhadap orang tua, siapa yang bisa menebak jika perlakuan yang sama akan kita terima kelak dari anak- anak kita. Tentunya, manusia yang cerdas tidak akan salah membuat `investasi` yang akan dia panen sendiri dimasa depan.

(Syahidah)
Baca Selengkapnya »»  

Doktrin '100% Tuhan 100% Manusia' Darimana Asalnya?


Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

Dalam ilmu Kristologi tidak ada penjelasan yang paten, tidak ada jawaban yang pasti dan tiap orang Kristen selalu berbeda tentang bagaimana Yesus menjadi Tuhan.
Novel Da Vinci Code yang membongkar sejarah Yesus dan menyejajarkannya dengan manusia (bukan tuhan) yang juga makan, minum, mempunyai istri dan mempunyai keturunan, mengundang kemarahan besar pihak Vatikan. Di Indonesia, demi menjaga keutuhan iman Kristen, kemudian muncullah berbagai judul buku yang menentang, membantah bahkan ada yang cenderung 'lebay' seperti judul “Da Peci Code”.
Dan akhirnya kehebohan informasi sejarah yang dimuat dalam Novel Da Vinci Code pun tenggelam. Namun demikian, dalam sebuah wawancara NatGeo terhadap seorang Pendeta P Mc Brien tentang Novel Da Vinci Code, ia menjawab, “Ya,Yesus memang menikah. Dan pernikahan bukan hal yang dosa.”
Nat Geo bertanya, “Apakah hal itu tidak membahayakan eksistensi ketuhanannya?”
Pendeta tersebut menjawab, “No, absolutely not! Yesus is truly God, truly human!” (Yesus 100% Tuhan sekaligus 100% manusia)
Inilah yang mau kita bahas dalam tulisan kali ini. Dari segala sisi analisa rasional dogma ini sangat sulit dicerna. Pernahkan Yesus sendiri mengatakan dalam Bibel, bahwa dirinya adalah 100% Tuhan, 100% Manusia?? Tidak pernah! Justru sebaliknya dalam Bibel banyak sekali ayat-ayat yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah seorang utusan, seorang manusia.
Lalu kapan dogma Yesus 100% Tuhan sekaligus 100% manusia ditetapkan? Sepeninggal Yesus, orang-orang Kristen mayoritas masih beranggapan bahwa Yesus adalah manusia. Namun ada juga sekte 'menyimpang' yang dipimpin oleh Paulus yang menuhankan Yesus dan menganggap Paulus sebagai Rasul. Sekte ini mampu mendekat pada poros kekuasaan para penguasa-penguasa Romawi yang mengikuti Paganisme.
Akhirnya kelompok 'menyimpang' yang minoritas ini mampu mendominasi Konsili yang diadakan di Nicea tahun 325M. Justru kelompok mayoritas yang dipimpin Arius dikalahkan, sebagian diusir keluar dari konsili. Arius mendapatkan hukuman dari Kaisar, dan pahamnya yang benar tersebut malah dianggap sebagai paham sesat yang dianggap membahayakan keutuhan imperium Romawi.
Ternyata tidak semudah itu menjadikan Yesus yang seorang manusia menjadi tuhan dalam satu masa konsili. Pertentangan-pertentangan terus terjadi hingga menimbulkan huru-hara di berbagai daerah. Akhirnya diselenggarakan Konsili Konstantinopel yang Pertama tahun 381 M dan Konsili Efesus pada tahun 431 M. Konsili Efesus menjawab kebingungan, jika Yesus adalah tuhan maka ibunya, Maria, sebagai apa? Dan konsili menetapkan doktrin bahwa Bunda Maria sebagai Bunda Allah (theotokos).
Konsili Chalcedon tahun 451 M. Di konsili inilah ditetapkan doktrin yang mengatakan bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, Yesus 100% Tuhan sekaligus 100% manusia. Sedangkan gereja-gereja timur yang berpusat di Alexandria masih mengikuti paham Arianisme bahwa Yesus adalah manusia dan bukan tuhan. Kaisar Romawi mengucilkan gereja-gereja timur dan memberi kekuasaan besar terhadap gereja Bizantium. Demikian bunyi ketetapan di Konsili di Chalcedon, Oktober 451 M yang disponsori oleh Kaisar Romawi saat itu, Marcion.
”Sesuai dengan ajaran para pemimpin gereja, kami bersaksi dengan suara bulat bahwa satu-satunya Anak, Tuan kita Yesus Kristus, adalah Tuhan sempurna (100%) dan manusia yang sempurna (100%), Tuhan yang sesungguhnya dan manusia yang sesungguhnya.”
Prof. John Hick dalam bukunya The Myth of God Incarnate mengatakan: “Bahwa Yesus adalah inkarnasi Tuhan secara harfiah tidak benar, karena secara harfiah tidak ada artinya dan hanya dapat diterapkan kepada Yesus dalam mitos yang fungsinya mirip seperti pandangan tentang raja sebagai anak dewa dalam legenda.”
Huston smith, pakar perbandingan agama dalam bukunya The World's Religion hal. 340 mengomentari ke-dwisifat-an Yesus: “Untuk sepenuhnya ilahi, berarti dia harus bebas dari segala keterbatasan manusia. Kalau dia memiliki satu kelemahan manusia, berarti dia bukan Tuhan. Tetapi berdasarkan kredo, dia (Yesus) memiliki segala keterbatasan sebagai seorang manusia. Oleh sebab itu mana mungkin dia Tuhan?”
Namun walaupun ajaran yang tidak masuk akal ini mendapat tantangan dari ilmuwan dan pakar Alkitab, gereja tetap mempertahankannya mati-matian karena umat Kristiani sudah telanjur menerima bahwa dua kodrat Yesus merupakan syarat untuk menjadikannya sebagai Juru Selamat sesuai agama pagan Yunani.
Anak Allah (Tuhan) adalah Logos-nya filsafat Yunani. Gelar anak Tuhan ini kemudian digunakan oleh Paulus untuk Yesus. Selanjutnya penyalin Injil yang umumnya adalah pengikut Paulus juga ikut-ikutan menyebut Yesus sebagai Anak Allah (Tuhan) dengan menambahkannya ke dalam ayat-ayat Injil.
“Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, anak Allah“ (Markus 1:1) ”Jawabnya : “Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” (Kis. 8:37). Kata “Anak Allah” dari kedua ayat tersebut di atas tidak ada dalam teks Injil Markus maupun Kisah Para Rasul yang diperkirakan ditulis pada tahun 325 M. Kata “Anak Allah” dalam kedua kitab diatas, baru diselipkan di akhir abad ke IV atau awal abad ke V.
Baca Selengkapnya »»  

Paulus Ubah Total Ajaran Asli Yesus [2]


Di edisi yang lalu kita membahas perbedaan ajaran Paulus dan Yesus (penyesatan yang telah dilakukan oleh Paulus) sehingga dikatakan Paulus telah mengubah total wajah asli ajaran Yesus. Sudah lima poin dari sepuluh poin beda ajaran Yesus dan Paulus yang kita ketahui, lalu bagaimana yang lain?
Berikut beda ajaran Yesus dan Paulus, lainnya:


6. Ajaran Yesus : melarang hidup mewah di dunia.
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membong-kar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20).



Ajaran Paulus : Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen
"Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan." (Efesus 4:28)



7. Ajaran Yesus : meninggal dunia dibungkus kain kafan.
Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengafaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)
Mereka mengambil mayat Yesus, mengafaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)



Ajaran Paulus : meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.
Misalnya, meninggalnya Paus Yoha-nes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur.

8. Ajaran Yesus : tidak membatalkan hukum rajam.
Musa dalam hukum Taurat memerin-tahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?" (Yohanes 8:5)



Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak ber-dosa, hendaklah ia yang pertama melem-parkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7).



Ajaran Paulus : Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen.
Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas).



9. Ajaran Yesus : Menerapkah hukum Qisash
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. (Matius 5:38)
mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki (Keluaran 21:24)
patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya. (Imamat 24:20)
Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki." (Ulangan 19:21)



Ajaran Paulus : Membatalkan hukum Qisash, menjerumuskan dalam perbudakan.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Matius 5:39-42)

10. Yesus tidak membuat agama baru.
Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).
Namun, Kristen adalah agama baru yang lahir setelah usaha penyaliban Yesus.
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26).
Nah, maka makin jelaslah. Umat Kristen saat ini adalah bukan penganut Yesus, tapi Paulus. Mereka bukan Nasrani tetapi lebih tepat disebut Kristen.

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
(QS. AL BAQARAH:146)
Baca Selengkapnya »»  

Paulus Perombak Ajaran Yesus


Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

Setelah peristiwa penyaliban, berbeda-beda pendapat tentang kondisi Yesus (Isa as). Ada yang menganggapnya mati di tiang salib. Keyakinan ini yang diinginkan oleh rabi-rabi Yahudi dan umatnya yang menolak Yesus. Dan ada pula yang berpendapat bahwa Yesus (Isa as) belum meninggal, tapi Allah telah menyelamat-kannya seperti yang di katakan dalam Alquran, surah An-Nisa : 157.
Seperti apa perkembangan umat sepeninggal Yesus (Isa as).

Yahudi Terbelah
Umat Yahudi terbagi atas tiga golongan. Pertama, orang Yahudi yang meyakini kebenaran misi Yesus dan kemudian menjadi pengikut Yesus. Mereka ini disebut sebagai Nasrani dan di antara mereka ada murid-murid yang setia yang disebut dalam Alquran sebagai Hawariyyun (QS As-Shaff : 14). Dalam tulisan-tulisan ahli sejarah, golongan ini disebut sebagai Yudeo-Christianity/Yahudi-Kristen.

Kedua, orang Yahudi yang memusuhi Yesus dan pengikutnya. Mereka ini pengikut rabi-rabi Yahudi. Merekalah yang ketika Pilatus memberikan pilihan antara Yesus dan Barabas, maka mereka lebih memilih Barabas untuk dibebaskan ketimbang Yesus.

Matius 27:21-22
Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!"

Ketiga, orang yang bukan bangsa Israel dan mereka juga tidak menganut agama Yahudi. Mereka ini disebut dengan Goy-yim/Gentile. Umumnya kaum ini berasal dari Romawi dan daerah lain. Mereka memuja berhala atau banyak tuhan sehingga disebut kaum pagan.

Jati Diri Paulus
Dalam perkembangannya muncul seorang bernama Paulus. Dialah yang mengubah keyakinan yang dibawa Yesus dengan wajah baru yang sama sekali berbeda dengan keyakinan aslinya. Ironis-nya keyakinan inilah yang diikuti hingga detik ini oleh umat Kristen sedunia.

Nama aslinya adalah Saul, lahir di Tarsus (Turki) kira-kira 2 tahun sebelum Masehi. Karena Yesus lahir kira-kira tahun 6 SM, maka Paulus kira-kira berusia 8 tahun lebih muda daripada Yesus. Ayah Paulus berasal dari Suku Benyamin salah satu suku dari 12 suku Bani Israel. Saat itu di kota Tarsus terdapat sebuah perguruan Yunani, sejum-lah kuil dewa-dewi, gedung komedi, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang sangat digemari oleh orang-orang Yunani. Sejak muda Paulus sangat tertarik pada kebuda-yaan Yunani terutama filsafatnya. Pada dirinya terkumpul dua pengaruh, hukum Taurat dan filsafat Yunani.

Sinkretisme
Secara formal Paulus juga berguru pada Gamalil, seorang ulama Yahudi yang amat terkenal di Yerusalem. Persinggungan pengaruh filsafat Yunani terhadap agama Yahudi di masa itu adalah hal yang umum. Aliran filsafat Yunani yang amat berpe-ngaruh ketika itu adalah aliran Stoa yang pantheistik menganggap Tuhan dan makh-luk merupakan suatu kesatuan yang sama zatnya dan hanya berbeda dalam peng-lihatan bentuk. Pencampuran antara ajaran filsafat Stoa dengan ajaran agama Yahudi terdapat pada filosof Yahudi Philo. Ia menganggap Logos dari Stoa sebagai semacam malaikat yang tertinggi alias Roh Kudus. Philo hidup semasa dengan kehi-dupan Yesus dan Paulus.

Paulus bukanlah orang Betlehem (kota kelahiran Yesus) atau orang sekte Naza-rene/Nazorite dan bukan pula orang Yeru-salem. Ia tidak pernah berhubungan dengan lingkungan Yesus. Dia bukanlah murid Yesus, juga bukan pula pengikutnya.

Malah bibel sendiri mencatat Paulus merupakan musuh pengikut-pengikut Yesus dan ia bertindak sangat kejam sekali kepada mereka. Paulus hingga matinya tidak pernah menikah karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan.

Menyusup
Paulus menyatakan diri sebagai Rasul Yesus. Dia menemui para murid Yesus, mengetahui kelebihan, kelemahan dan kekuatan pengaruhnya. Dia memulai rencananya dengan menyebarkan ajarannya kepada orang-orang non Yahudi. Karena merasa mendapat kemajuan, dia mencurah-kan seluruh kemampuannya dan berhasil mendapatkan pengikut dalam jumlah besar. Ia memasukkan ide-ide filsafat Yunani ke dalam ajaran Yesus yang didapatkannya dari murid Yesus.

Ajaran Yesus (Isa as) adalah khusus hanya untuk bani Israel, hal ini disebutkan dalam Alquran,
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membe-narkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datang-nya) seorang Rasul yang akan datang sesu-dahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Qs. As-Shaff :6)

Dan juga dalam Bibel disebutkan dengan jelas sekali bahwa misi Yesus hanya untuk bani Israel.

Matius 10:5-6
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Lalu penyesatan seperti apa yang dilakukan oleh Paulus, ikuti pembahasan berikutnya. InsyaAllah.[]
Baca Selengkapnya »»  

Jumat, 23 September 2011

Keajaiban Bersyukur Dan berpikir Positif


Hal apapun akan terasa indah bagi orang- orang yang bersyukur. Lihatlah betapa keajaiban selalu melingkupi kehidupan orang-orang yang penuh syukur dan tidak lupa melihat kebawah, dalam menyikapi sebuah masalah yang datang dalam hidupnya. Tidak seperti air yang beriak, dia tidak mudah berteriak, marah ataupun menggerutu dengan apapun yang datang kepadanya, kecuali malah dipersilahkannya mendidik dirinya agar menjadi lebih indah.

Orang yang bersyukur dengan otomatis akan mensetting pola pikirnya menuju yang positif. Dan ibarat yang mendera fisik dan batinnya pun tetap disikapinya dengan senyum.

Pikirannya menuntunnya untuk berpendapat bahwa, mungkin kesakitan itu untuk menghapus dosanya, atau mungkin mengingatkan dia agar lebih dekat kepada yang kuasa dan beristigfar atas semua dosa dan khilafnya.

Bagi orang yang mudah meringankan hatinya untuk bersyukur, akan merasa sangat menyayangkan sekali ketika dia hanya bisa menilai orang dari sudut pandang kelemahan mereka saja. Karena kesyukuran itu bukan hanya diterapkan kepada jalan hidupnya, namun juga dalam ringannya penerimaan orang lain untuk masuk ke dalam hatinya. Tidak mudah mulutnya mencaci, dan berat bagi hatinya untuk mengghibah kekurangan saudaranya, walau hanya dia dan Allah saja yang mengetahui.

Pikirannya berkata, `ah, betapa sudah banyak orang yang dengan pola pikir negatif dan selalu merongrong saudaranya seperti itu. Dan itu sama sekali tidak menjadikan diri mereka sendiri hebat atau lebih hebat, tapi malah sebaliknya. Memanglah ada kekurangan dalam diri orang tersebut, tapi bukankah kelebihannya juga ada. Allah tidak akan mungkin mendholimi orang itu dengan tidak menciptakan keseimbangan atas keburukan dan kelebihannya. Atau jangan- jangan malah kelebihannya lebih banyak? Atau jangan- jangan dia lebih mulia dihadapan Allah dari pada diriku sendiri?. Dan bukankah kekurangannya juga bukan hanya merupakan cobaan baginya saja, namun juga bagiku agar aku lebih belajar sabar?. Sungguh Allah memang maha benar dalam mendidikku`.

Subhanallah, masalah yang melingkupi dunia ini akan terasa sangat indah bagi orang- orang yang bersyukur dan berpikir positif.

Pun demikian ketika dia harus berhadapan dengan pasangan hidupnya. Kekurangan yang ada pada pasangannya di anggap sebuah proyek seumur hidup yang memang akan menggemblengnya menjadi pribadi yang lebih indah. Memang, terkadang ada sedikit komplain, namun lebih banyaklah senyum dan gerak nyata untuk sebuah perbaikan. Bukan hanya sekedar jalan ditempat, tanpa harapan berarti.

Baginya, pasangan adalah pasti hadiah dari sang maha kuasa. Yang harus disayangi dan diperlakukan dengan kasih sayang, termasuk sepaket dengan kekurangan mereka. Pasangan mereka adalah cermin pridadinya sendiri, persis ketika Allah yang maha kuasa berfirman bahwa, orang yang baik atau buruk, akan diberikan level yang sama sebagai pasangannya. Dalam hati orang yang bersyukur ini, sungguh tidak ada masalah yang akan diberikan Allah melebihi kemampuan dirinya. Dan akhirnya, semuanya terasa ringan untuk dijalani.

Dan hidup adalah tentang pilihan, dan setiap hari kita dihadapkan kepada pilihan- pilihan yang banyak sebagi obyek pembentuk masa depan kita nanti. Dan bukankah tidak ada manusia yang ingin kesulitan datang kepadanya disebabkan kekeliruannya sendiri? Maka mengapa kita tidak memilih bersyukur dan berpikir positif sehingga kebahagiaan yang insyaallah akan selalu menghampiri kita? Mengapa harus menyulitkan diri sendiri?.

Kekurangan dan kesusahan tanpa kita mencari dan mengundangnya, pastilah akan sudah ada. Tapi kebahagiaan dan kedamaian adalah sesuatu yang memang harus diperjuangkan agar kita mendapatkan. Tapi hal itulah justru yang membentuk harapan untuk hidup selalu akan ada. Dan hal itu adalah penting, karena sedetik orang tak punya uang, dia pun bisa tetap mencari, tapi sedetik orang tak punya lagi harapan dan gairah untuk hidup, maka baginya dimanapun di sudut dunia ini, adalah tidak lagi berarti.

Dan harapan itu akan selalu ada bagi orang- orang yang bersyukur dan berpikir positif. InsyaAllah.

(Syahidah/ Voa-islam.com)
Baca Selengkapnya »»  

Saat Suamiku Dalam Kekurangan...


Menjadi seorang ibu dirumah, merangkap manager pribadi dari para suami, memang bukanlah pekerjaan mudah bagi seorang istri. Perlu banyak tenaga, ketelatenan dan persediaan sabar yang cukup untuk tetap stabil mengatur keuangan apalagi jika memang kenyataan tengah menempatkan kita ditengah kekurangan. Seribu satu pemikiran yaitu campuran dari ketelitian, kreativitas, keuletan, kepuyengan dan rasa syukur di tampilkan demi tetap berputarnya ekonomi keluarga.

Memang, siapa yang dapat dengan mudah berkompromi dengan perut yang lapar?. Batin kita pun pasti tidaklah tega ketika harus mendengar rintihan suara kelaparan dan kekurangan dari anak- anak kita. Namun, marah, protes apalagi sampai memaki suami, tidaklah akan mempermudah jalan keluar, malah akan semakin menambah masalah, dan dosa pun pasti tercatat untuk kita.

Bersabar, memang bukan hal yang mudah. Dan akan terasa lebih berat terutama bila seorang istri hanya selalu dan selalu mengingat kekurangan dan kejelekan suami serta alpa nya rasa syukur terhadap apa yang telah susah payah seorang suami perjuangkan. Dan, cukuplah hadits Rasulullah shollallohu `alaihi wassalam berikut menjadi nasehat untuk kita para istri,

"Saya melihat neraka yang tidak pernah aku lihat seperti hari ini. Dan saya melihat penghuni terbanyak dari kalangan wanita." Mereka (para sahabat) bertanya, "Kenapa wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Karena pengingkaran mereka." Beliau ditanya, "Apakah karena ingkar kepada Allah?" Beliau bersabda, "Mereka membangkang dan mengingkari kebaikan suami. Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sepanjang tahun, lalu ia melihat darimu sesuatu (yang tidak disukai), maka ia berkata, saya belum pernah melihat darimu kebaikan sama sekali." (Riwayat Bukhari)

Allah akan tersenyum ketika melihat seorang istri yang selalu mendampingi suami tidak hanya saat suaminya bersuka cita. Mulianya seorang istri justru terlihat ketika dia pun setia mendampingi di saat suaminya berduka atau ditimpa kesusahan. Keteduhan jiwa sang istri akan tampak nyata ketika dia berusaha menghiburnya, dan mendorongnya untuk kembali bersemangat. Kalau bukan anda, siapa lagi. Itulah sebuah pelajaran berharga yang dicontohkan Ummul Mukminin Khadijah, yang berusaha menghibur dan menenangkan hati Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam ketika pertama kali menerima wahyu.

Memanglah seorang laki- laki diciptakan kuat untuk menghadapi tantangan yang lebih berat di luar. Merekapun dilengkapi Allah dengan rahmat logika yang lebih kuat. Namun begitu, mereka tetaplah manusia biasa. Suamipun kadang diuji dalam pekerjaannya. Misalnya usahanya bangkrut, dan orang-orang yang dulu menjalin hubungan kerja sama dengannya, banyak yang meninggalkannya. Bisa juga ia diuji dengan suatu penyakit yang cukup parah, sehingga banyak orang meninggalkannya. Sebagai seseorang yang digambarkan sebagai separuh jiwanya, seorang istri yang baik dan setia, akan tetap menemaninya, dan tidak meninggalkannya di saat orang lain berbuat demikian terhadapnya. Sebagaimana yang dialami Nabi Ayyub alaihis salam

Nabi ayub dahulunya kaya raya, tapi Allah kemudian mengujinya dengan kemiskinan dan penyakit. Namun sang istri tetap setia dan tak kenal penat, meladeni nabi Ayub yang sedang sakit itu dengan segala kasih mesra dan dengan bersusah-payah. Segala kesakitan yang diderita Nabi Ayub, seakan-akan dia sendiri ikut menderitanya pula. Nabi Ayub tetap dihibur dan diladeninya. Hal ini menunjukkan keimanan seorang isteri yang kuat dan teguh. Hari- hari mereka selanjutnya penuh dengan penderitaan, bahkan melonjak lagi, lebih tinggi dan lebih hebat. Penghinaan dan ejekan pun datang dari orang-orang bekas kawan dan temannva dahulu ketika Beliau masih kaya raya.

Mereka bukan kasihan dan datang menolong, tetapi mereka keberatan bila Nabi Ayub dan isterinya tetap berada di rumahnya dan bertetangga dengan mereka. Mereka bukan hanya merasa jijik saja melihat Nabi Ayub, tetapi juga takut kalau-kalau penyakitnya yang hebat itu dapat menular kepada mereka. Dengan tidak menaruh perasaan sedikitpun, mereka mendatangi istrinya dan berkata: Kami takut kalau penyakitnya Ayub berpindah kepada anak-cucu kami, sebab itu keluarkanlah Ayub dari sini atau kami akan mengeluarkannya kalau engkau tidak mau mengeluarkannya.

Mendengar ucapan yang kasar dan menyayat perasaan itu, sang isteri yang setia itu tetap tabah dalam tangisnya. Dia mengeluarkan segenap tenaga yang ada padanya, untuk memangku suaminya dan membawanya ke luar kampung dan tinggal di sebuah pondok yang sudah ditinggalkan orang. Di sanalah Nabi Ayub beserta isterinya menanggungkan derita lahir dan batin, dengan penuh kesabaran dan keimanan yang tidak pernah putus.

Untuk penghidupannya, sang istri terpaksa bekerja memotong-motong roti pada seorang pedagang roti. Setiap petang dia pulang menjumpai suaminya, dengan membawa beberapa potong roti yang dihadiahkan orang kepadanya. Tetapi setelah orang ramai tahu, bahwa itu adalah isteri Nabi Ayub, maka pedagang roti itupun tidak mau dia bekerja lagi sebagai tukang potong roti, karena kawatir jika penyakit Ayub itu menulari roti yang akan dijualnya.

Kerana tidak ada lagi pekerjaan dan makanan, maka beberapa hari lamanya, baik Nabi Ayub dan istrinya tidak makan dan minum sedikitpun. Dan ketika mereka sudah tidak tahan menahan lapar dan dahaga, lalu sang istri minta izin kepada Nabi Ayub untuk pergi berikhtiar mencari makanan dan minuman. Tidak lama kemudian dia pulang kembali dengan membawa sepotong roti dan air minum.

Setelah Nabi Ayub melihat sepotong roti segar yang dibawa isterinya itu, nabi Ayub mengira bahwa isterinya sudah menjual kehormatan dirinya untuk mendapatkan sepotong roti itu. Lalu sang istri menceritakan kepada Nabi Ayub, bagaimana caranya ia mendapatkan roti itu: Aku bukan menjual kehormatan diriku, aku berlindung diri kepada Allah dari segala perbuatan yang menodai diriku. Roti ini aku dapat dengan menukarkan rambutku yang panjang.

Melihat kejadian itu, Nabi Ayub sangat sedih hatinya, lalu dia menangis, bukan menangisi nasibnya, tetapi menangisi rambut isterinya, karena diantara yang paling menarik hatinya terhadap isterinya adalah rambutnya yang panjang.

Maka Berkatalah sang istri: Janganlah engkau menangisi rambutku yang sudah hilang. Rambut itu akan tumbuh kembali dan mungkin akan lebih indah dari yang sudah hilang itu. Demikianlah katanya menghibur suaminya. Mendengar jawapan isterinya itu, Nabi Ayub merasa senang hatinya. Dia kembali bersyukur, bertasbih, bertakbir memuji-muji Allah.

Karena keimanannya kepada Allah dan rasulNya, rahmat Ilahiyah pun akhirnya turun kpd Ayyub dan juga kpd istrinya, yg tidak meninggalkan beliau ketika sakit dan tertimpa musibah.Allah mengembalikan kekayaan dan kesejahteraan kepadanya, seperti semula. Sungguh Allah merahmati istri nabi Ayub, Dan memuliakannya atas kesabarannya bersama suaminya dan membimbingnya kpd kemanisan taat dibawah naungan keridhoan Allah ta`ala.

Sungguh, kisah diatas adalah sarat dgn pelajaran berharga dan ibrah bagi para istri yang memiliki hati nurani, bahwa dunia adalah ladang akhirat. Selain itu, dalam menemani suami tentulah kita perlu untuk melatih diri mengendarai kendaraan sabar, tidak berkeluh kesah atas musibah yg menimpanya, bersungguh2 dalam melaksanakan hak Allah pada dirinya, dan tdk marah terhadap qadha dan takdir yg terjadi.

Percayalah, ketika para suami kita memiliki kelebihan rejeki, Insyaallah akan diberikan kepada kita nantinya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Lihatlah betapa merekapun telah menghabiskan banyak waktunya untuk keluarga, maka untuk siapa lagi mereka memperjuangkan nafkah keluarga kalau bukan untuk kita para istri dan anak- anak kita?

Percayalah bahwa dunia ini memang berputar. Mungkin saat ini kita di bawah, tapi bisa saja suatu saat kita diatas. Dan ketika kita dibawah, itulah justru kesempatan yang diberikan Allah untuk menunjukkan jati diri kita, kualitas kita sebagai seorang istri yang senantiasa mendampinginya. Sehingga kettika tiba waktunya kita harus berada diatas, kepercayaan suami atas kita insyaAllah tidak akan tergantikan.

Ketika jiwa kita masih berontak dengan berbagai perasaan was- was, maka yakinlah, bahwa semua di dunia ini, mempunyai waktu sendiri- sendiri atas mulai atau berakhirnya sesuatu, pun demikian insyaAllah dengan semua kekurangan yang ada pada kita. Asal kerja keras dan tawakkal tidak kita pangkas, maka Allah akan selalu menolong hamba- hambanya. Banyak-banyak bersyukur, Insyaallah Allah akan menambah nikmat-Nya. Sesekali ada baiknya kita melihat ke bawah, karena betapa banyak orang yang hidupnya jauh lebih susah dibandingkan kita sekarang.
Baca Selengkapnya »»  

Mengapa Aku Memaafkan Suamiku ?


Saat suamimu berbuat kesalahan, dan itu menyakitimu, dengan sangat, menangislah, jika itu bisa melegakanmu. Jangan paksakan dirimu untuk tetap terlihat tegar, karena kau hanyalah manusia yang juga punya rasa kecewa, marah dan berhak protes atas sikap beliau. Maka biarkan air mata jatuh untuk kelegaan hatimu.

Namun...

Rapuhnya batinmu saat itu sebagai seorang perempuan, jangan sampai menghilangkan ingatanmu, bahwa dalam keadaan sedih dan sekalipun, kau harus tetap mengingat Allah.

Kau memang marah, kau kecewa terhadap beliau, tapi jangan kau menyimpannya terlalu lama sehingga Allah menilaimu sebagai istri yang pendendam dan pemarah. Bayangkan ketika kau mendapat julukan itu dari manusia, betapa keberatannya dirimu. Apalagi jika Allah yang memberikannya untukmu karena sudah tidak adanya kesabaran dari hatimu. Maka memang jika tidak bisa kau hentikan tangismu, tapi kendalikan hatimu untuk segera memaafkannya.

Beruntunglah karena beliau yang berbuat kesalahan dan bukan dirimu, karena itu adalah kesempatan untukmu, untuk menyadarkan beliau, bahwa kau adalah seorang yang dapat belajar untuk membahagiakannya, walaupun dalam keadaan kau kecewa dan beliau telah salah kepadamu sekalipun.

Rendahkan suaramu saat menyampaikan materi protesmu kepadanya. Sampaikan dengan kata- kata yang halus, dan memasang senyum terbaikmu. Maka yakinlah bahwa beliau akan mengerti, betapa kau belajar santun kepadanya, bahkan ketika akal sehat sudah mulai hilang karena kekecewaanmu. Tapi kau tidak mau membiarkan hatimu dikuasai oleh rasa. Rasa amarah dan dendam hanya akan membakar kasih sayang yang ada di hati beliau. Dan ingatlah tentang satu hal bahwa cara terbaik menghukum orang yang telah menyakitimu, adalah berbuat santun dan baik kepadanya.

...Dan ingatlah tentang satu hal bahwa cara terbaik menghukum orang yang telah menyakitimu, adalah berbuat santun dan baik kepadanya...

Jika kau bersabar dalam kemarahan karena kesalahan suamimu, maka lihatlah betapa bidadari akan begitu cemburu kepadamu. Lihatlah betapa suamimu akan senantiasa ridho untuk dirimu. Begitu bahagianya dia karena memiliki pasangan jiwa yang terlalu luas hatinya untuk dia sakiti lagi. Dan begitu menyesalnya dia karena telah dengan ceroboh dan khilaf menyakiti seseorang yang sangat perduli terhadapnya.

Ingatlah, bahwa setan selalu merasuki jalan darahmu, maka segera sebutlah nama Allah. Dan sadarilah bahwa suamimu pun hanya manusia, seperti halnya dirimu. Mungkin saat ini beliau yang bersalah, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa suatu hari kaulah yang melakukan kesalahan?. Dan ketika kau pada posisi bersalah, bukankah kau juga menginginkan untuk dimaafkan, diingatkan dengan cara kasih sayang, dan dirangkul kembali oleh suamimu?. Maka mengapa kau harus menunggu beliau berbuat seperti itu, mulailah dengan mencontohkan kepadanya. Maka dia akan mengerti betapa sayang istrinya ini kepadanya, bahkan lebih dari cara beliau menyayangi dirinya sendiri.

Apakah kau percaya bahwa Allah selalu melihatmu?. Dan apakah kau akan rela bahwa Allah akan menilaimu sebagai istri yang hanya sampai disitu kesabarannya, saat kau dengan mudah mengumbar amarah dan kesedihan hatimu. Ya, kau memang berhak kecewa, karena suamimu memang bersalah. Namun itulah skenario cantik Allah agar kau sadar, dan agar suamimu tahu seberapa jauh kualitas dirimu dalam bersabar dan memaafkan. Maka buktikanlah. Buktikan yang terbaik yang kau bisa.

Subhanallah, betapa cantik dirimu saat memaafkan. Bahkan Allahpun ridho kepadamu. Allah bangga terhadapmu, hambanya yang sabar dan begitu luas hatinya. Allah bangga terhadap hamba wanitanya yang berhias dengan sifat- sifat yang mulia. Ingatlah, Beliau tidak akan berada disismu selamanya. Semoga saat beliau mengusung tandu kerandamu nanti, suamimu itu akan senantiasa mengingatmu sebagai seorang istri yang begitu sangat pengertian, pemaaf, dan penyabar atas dirinya. Semoga.........

(Syahidah/voa-islam.com)
Baca Selengkapnya »»  

Kuserahkan Putriku Padamu (Renungan untuk Para Suami)


Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya. Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.

Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.

Dan waktupun berlalu...

Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.

Tapi,...

Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.

Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya. Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami.

Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua.

Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma- cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan.

Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami.

Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia.

Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.

Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.

Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.

(Syahidah/Voa-islam.com)
Baca Selengkapnya »»  

Mewaspadai Kejahatan Barat dalam Rekayasa Istilah


Oleh: Son Hadi, Direktur Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) Media Center
Disampaikan pada Diskusi Interaktif Gerakan Masyarakat Islam Indonesia (GMII), Bogor 20 September 2011 “Membendung Gerakan Radikalisme dan Terorisme Mengatasnamakan Agama”
ISTILAH maupun wacana teroris, radikal, ekstrem dan fundamentalis selalu saja menjadi trademark Barat untuk memberikan perspektif dan citra negatif pada dunia Islam dan sekelompok umat Islam. Padahal secara akademis istilah–istilah tersebut tidak pernah terdefinisikan secara jelas yang ada hanyalah untuk menunjuk kepada jenis pemahaman Islam tertentu, sehinggan Istilah ini lebih banyak bernuansa politis, ketimbang akademis. Apalagi, jika kemudian istilah ini digunakan hanya untuk melakukan stigmatisasi terhadap kelompok-kelompok Islam, yang memiliki pehamanan Islam yang tidak sesuai dengan Barat. Beberapa misal defenisi radikal yang diberikan antara lain:
Dalam Buku “Gerakan Salafi Radikal di Indonesia” Tahun 2004, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta disebutkan ciri gerakan radikal adalah:
1. Mempunyai keyakinan ideologis tinggi dan fanatik yang mereka perjuangkan untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem yang sedang berlangsung.
2. Dalam kegiatannya mereka seringkali menggunakan aksi-aksi yang keras, bahkan tidak menutup kemungkinan kasar terhadap kegiatan kelompok lain yang dinilai bertentangan dengan keyakinan mereka.
3. Secara sosio-kultural dan sosio-religius, kelompok radikal mempunyai ikatan kelompok yang kuat dan menampilkan ciri-ciri penampilan diri dan ritual yang khas.
4. Kelompok ‘Islam radikal’ seringkali bergerak secara bergerilya, walaupun banyak juga yang bergerak secara terang-terangan.
John L. Esposito dalam bukunya, Islam: The Straight Pathmengindentifikasi gerakan radikal sebagai berikut:
1. Mereka berpendapat bahwa Islam adalah sebuah pandangan hidup yang komprehensif dan bersifat total, sehingga Islam tidak dipisahkan dari politik, hukum, dan masyarakat.
2. Mereka seringkali menganggap bahwa ideologi masyarakat Barat yang sekular dan cenderung materislistis harus ditolak.
3. Mereka cenderung mengajak pengikutnya untuk ‘kembali kepada Islam’ sebagai sebuah usaha untuk perubahan sosial
4. Karena idelogi masyarakat Barat harus ditolak, maka secara otomatis peraturan-peraturan sosial yang lahir dari tradisi Barat, juga harus ditolak
5. Mereka tidak menolak modernisasi sejauh tidak bertentangan dengan standar ortodoksi keagamaan yang telah mereka anggap mapan, dan tidak merusak sesuatu yang mereka anggap sebagai kebenaran yang sudah final.
6. Mereka berkeyakinan, bahwa upaya-upaya Islamisasi pada masyarakat Muslim tidak akan berhasil tanpa menekankan aspek pengorganisasian ataupun pembentukan sebuah kelompok yang kuat.
Dalam makalah “Peran Ulama dalam Mewujudkan Pemahaman Keagamaan yang Benar“ Halaqoh Penanggulangan Terorisme BNPT dan MUI, dijelaskan sebagai berikut:
1. Radikalisme merupakan faham (isme), tindakan yang melekat pada seseorang atau kelompok yang menginginkan perubahan baik social maupun politik dengan menggunakan kekerasan, berpikir asasi dan bertindak ekstrem.
2. Kelompok Islam radikal adalah kelompok yang mempunyai keyakinan ideologis yang tinggi dan fanatic yang mereka perjuangkan untuk menggantikan tatanan nilai dan system yang sedang berlangsung
Sedangkan ciri-ciri gerakan radikalisme dalam makalah itu adalah sebagai berikut:
1. Islam adalah agama yang komprehensif yang harus mengatur segala aspek kehidupan sosial politik, hukum, ekonomi, dan lain-lain.
2. Ideologi masyarakat barat yang sekuler dan materialistis harus di tolak.
3. Mengajak pengikutnya untuk kembali pada Islam sebagai usaha untuk melakukan perubahan sosial.
4. Upaya-upaya islamisasi pada masyarakat muslim melalui pengorganisasian ataupun pembentukan sebuah kelompok yang kuat.
Definisi diatas memberi gambaran bahwa kata “radikal” telah menjadi istilah politik (political words) yang cenderung multitafsir, bias dan sering digunakan sebagai alat penyesatan atau stigma negatif lawan politik. Misal: penggunaan istilah Islam radikalyang sering dikaitkan dengan terorisme, penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuan, skriptualis dalam menafsirkan agama, menolak pluralitas (keberagamaan) dan julukan-julukan yang dimaksudkan untuk memberikan kesan buruk.

....Julukan “Islam radikal”digunakan secara sistematis terhadap pihak-pihak yang ingin memperjuangkan syariah Islam, Khilafah Islam, karena menentang sistem ideologi Barat (Kapitalisme, Sekularisme dan Demokrasi)...

Istilah kata “radikal” kemudian menjadi alat propaganda yang digunakan untuk kelompok atau negara yang berseberangan dengan ideologi dan kepentingan Barat. Julukan “Islam radikal” kemudian digunakan secara sistematis terhadap pihak-pihak yang menentang sistem ideologi Barat (Kapitalisme, Sekularisme dan Demokrasi), ingin memperjuangkan syariah Islam, Khilafah Islam, menginginkan eliminasi Negara Yahudi dan melakukan jihad melawan Barat.
Adapun menurut Mark Juergensmeyer (1993), radikalisme dalam Islam muncul karena kegagalan nasionalisme sekular yang dianggap tak mampu mengakomodir aspirasi kalangan agamawan. Kalangan Islam radikal, menurut dia, tidak menolak modernitas dalam arti ilmu pengetahuan atau teknologi, tetapi mereka tidak bisa menerima ideologi di balik itu: sekularisme dan materialisme. Penolakan terhadap sekularisme menguat karena sistem itu tak memberikan tempat bagi ajaran Islam, memarginalisasi kaum Muslim, serta memperparah krisis yang melanda Dunia Islam.
Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya, Dr Imran Mawardi MA mengatakan, istilah radikalisme sengaja dibuat oleh Barat untuk menghancurkan umat Islam. Sebab, pasca keruntuhan Komunisme, satu-satunya ideologi yang menjadi ancaman paling menakutkan bagi dunia Barat adalah Islam. (Hidayatullah. com. )
Sama dengan Radikal definisi Terorisme pun tak pernah terumuskan dengan baku “no global consensus” demikian kesimpulan IrjenPol Ansyad Mbai dalam makalahnya “Terorisme dan Strategi Penggulangannya” ironis memang bagaimana kemudian istilah yang tidak baku tersebut kemudian menjadi produk hukum yang bernama UU Terorisme pasti hasilnya pasti bias sebagai contoh pasal 6 yang berbunyi:
“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional, dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun.”
Menurut undang-undang, yang dimaksud “setiap orang” adalah: “Setiap orang adalah orang perseorangan, kelompok orang baik sipil, militer, maupun polisi yang bertanggung jawab secara individual, atau korporasi” (pasal 1 ayat 2).
Sedangkan yang dimaksud “kekerasan dan ancaman kekerasan” adalah: “Kekerasan adalah setiap perbuatan penyalahgunaan kekuatan fisik dengan atau tanpa menggunakan sarana secara melawan hukum dan menimbulkan bahaya bagi badan, nyawa, dan kemerdekaan orang, termasuk menjadikan orang pingsan atau tidak berdaya. Ancaman kekerasan adalah setiap perbuatan yang dengan sengaja dilakukan untuk memberikan pertanda atau peringatan mengenai suatu keadaan yang cenderung dapat menimbulkan rasa takut terhadap orang atau masyarakat secara luas” (Pasal 1 ayat 4 dan 5 ).
Undang-undang ini menjadi bias dan diskriminatif dalam tataran aplikatif, ada perbedaan hukum antara perbuatan aktivis muslim dan aparat/Densus 88 untuk satu perbuatan yang sama. Jelasnya, jika tindak kekerasan itu dilakukan oleh aktivis muslim maka dia dibranding sebagai teroris namun jika kekerasan itu dilakukan aparat/Densus 88 dianggap sebagai penegakan hukum, pelaksanaan pasal 28 UU Tindak Pidana Terorisme menjadi kisah trauma psikologis dan fisik yang mendalam bagi tersangka terorisme sekaligus sebagai bukti kekerasan atas nama dan dilindungi UU. begitu juga pembunuhan sepihak pada Ibrahim, Dul Matin, Pelaku perampokan bank CIMB, Sigit Qordhawi di Solo dan yang terakhir Khidir di Bandung adalah daftar panjang legalitas Teror oleh aparat; sepanjang tahun 2010 hingga saat ini yang tewas terbunuh oleh densus sekitar 40 orang tewas terbunuh oleh densus 88 sebagai “terduga teroris”, dan ada sekitar 630 aktifis muslim yang ditahan dengan pasal terorisme, maka tak salah jika branding teroris hanya diberikan kepada mereka yang konsisten ingin menegakkan syariat.
Kemudian muncullah suasana antagonis antara pemerintah dengan sebagian umat Islam. Setidaknya, muncul situasi saling curiga antar komunitas bangsa, bahkan sesama umat Islam pun tercipta kondisi semacam itu. Mungkin tanpa sadar, ada yang terseret pada situasi adu-domba satu sama lain. Saling tuding, saling cerca, dan saling benci, terjadi hanya karena perbedaan pandangan tentang Islam, terorisme, demokrasi, dan sebagainya. Yang satu dituduh radikal, yang lain dituduh antek Barat. Yang satu pro-thaghut, yang lain dicap antek-teroris.
Situasi seperti inikah yang dikehendaki oleh umat Islam dan pemerintah Indonesia? Tentu tidak! Kita mendambakan negeri ini sebagai negeri yang aman, adil dan makmur dibawah naungan syareat; negeri yang besar, yang disegani oleh bangsa-bangsa lain, sehingga tidak mudah harta kekayaan alam kita dicuri oleh bangsa lain; tidak mudah didikte oleh bangsa lain, sehingga hakikat kemerdekaan yang dicita-citakan pendiri bangsa bisa diwujudkan.
Belum lagi jika perhatikan program dan konsep Deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT dalam makalahnya yang berjudul Terorisme dan Strategi Penangannanya, yang isinya sama persis dengan rekomendasi dalam sebuah paper yang berjudul:Building Moderate Muslim Networks, yang dikeluarkan oleh RAND Corporation, sebuah Pusat Penelitian & Pengkajian Strategi tentang Islam & Timur Tengah, yang berpusat di Santa Monica – California dan Arington – Virginia, di USA, atas biaya Smith Richardson Foundation. Rand Corporation yang dulunya adalah perusahaan persenjataan Douglas Aircraft Company di Santa Monica-California didirikan setelah berakhirnya perang dunia ke-2. Kini perusahaan tersebut melihat dirinya sebagai lembaga think tank independen, walaupun sebagian besar dana untuk 800 orang staf penelitinya diperoleh dari pengerjaan proyek penelitian badan militer AS, Pentagon. Lembaga ini didanai oleh Lembaga Donasi Smith Richardson Foundation. Dokumen terakhir ini memuat langkah-langkah strategis untuk membangun Jaringan Muslim Moderate yang Pro Barat di seluruh Dunia Islam.
Baik Rand Corp., maupun Smith Richard Foundation adalah lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan gerakan Zionisme Internasional di mana para personilnya adalah bagian dari gerakan bawah tanah Freemasonry-Illuminati, sekte Yahudi yang berpegang pada kitab Talmud. Mereka juga selalu menggunakan istilah “Komunitas Internasional” untuk mengganti istilah Zionisme Internasional, agar maksud dan tujuan sebenarnya tersamarkan dan sekaligus memanipulasi negara-negara non Barat dan non muslim lainnya. Building Moderate Muslim Networks sudah diadopsi sepenuhnya oleh Pentagon (Departemen Pertahanan AS) dan Departemen Luar Negeri AS sebagai kebijakan Resmi Pemerintah AS yang tengah diterapkan terhadap Dunia Islam. Dokumen tersebut bisa diakses langsung melalui http://www. rand. org/.
Inti dari laporan “Building Moderrate Muslim Network, ”menyatakan, penting bagi merealisasikan tujuan-tujuan kebijakan AS di Dunia Islam dengan membuat jaringan yang disebut sebagai Muslim Moderat. Sejalan dengan Rand Corporation, The Heritage Foundation, sebuah lembaga think tank konservatif Washington DC mendorong AS dalam menjalankan kebijakan luar negerinya untuk terus memberikan beasiswa kepada cendekiawan Muslim agar mereka mendapatkan ‘pencerahan’ tentang Islam, dan kemudian pada masa yang akan datang dapat membawakan Islam yang lebih dekat dengan Barat. Ada Beberapa kesamaan mind set dalam memandang masalah teroris antara BNPT dan RAND Corporation antara lain:
BNPT: Tujuan Aktual Terorisme: Khilafah Islamiyah/Daulah Islam, Syariat Islam.
RAND: Komunitas Internasional menilai bahwa upaya umat Islam untuk kembali kepada kemurnian ajaran Islam adalah suatu ancaman bagi peradaban Dunia Modern, dan bisa mengantarkan kepada Clash of Civilization (Benturan Peradaban).
Kita bertanya, apakah salah jika seorang Muslim meyakini agamanya sebagai satu kebenaran dan tata aturan sistem kehidupan yang sempurna? Bukankah menjamurnya lembaga-lembaga ekonomi syariah juga dijiwai dengan pemikiran dan semangat yang sama? Jika kita membaca pemikiran dan kiprah para pejuang Islam yang juga pendiri bangsa ini, seperti KH Wahid Hasjim, M. Natsir, Haji Agus Salim, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, dan sebagainya, dapat disimak bagaimana kuatnya keyakinan mereka pada agamanya dan gigihnya mereka dalam memperjuangkan cita-cita Islam di Indonesia. Namun, mereka tetap berupaya memperjuangkannya secara konstitusional.
BNPT: Mindset teroris, Persepsi tentang adanya kondisi yang menindas secara terus menerus. Kondisi tersebut adalahketidakadilan yang harus diubah. Proses damai untuk mendapatkan perubahan tidak akan diperoleh. Karenanya carakekerasan sah dilakukan.
Rand: Komunitas Internasional menilai bahwa Dunia Islam ada dalam Frustasi dan Kemarahan, akibat dari periode keterbelakangan yang lama dan ketidakberdayaan komparatif serta kegagalan mencari solusi dalam menghadapi kebudayaan global kontemporer.
Yang jelas Menyatukan berbagai istilah kunci dalam Islam dengan istilah-istilah asing atau melakukan pendefinisian ulang sesuai dengan kepentingan Barat adalah salah satu cara halus dan efektif yang dilakukan orientalis dalam merusak konsep Islam. Istilah Islam, misalnya, dikaitkan dengan istilah radikal. Padahal istilah radikalisme (termasuk terorisme) sendiri masih diperdebatkan.
Oleh karena itu, dalam menanggapi suatu konsep atau istilah yang datang dari luar kita harus selektif dan tidak mudah terprovokasi. Jangan termakan dengan istilah tertentu yang mengandung muatan jahat menyerang Islam. [voa-islam.com]
Baca Selengkapnya »»