advertisement

Penayangan bulan lalu

Kamis, 22 Juli 2010

Arwah Mantan Presiden Soeharto Gentayangan di Cendana

MANTAN Presiden RI Soeharto telah meninggal dunia 28 Januari 2008 lalu dan dimakamkan di Astana Giri Bangun, Solo, Jawa Tengah. Namun, arwah pemimpin diktator itu masih bergentayangan di rumahnya Jalan Cendana, Menteng, Jakarta.

Percaya atau tidak, Musa (69), salah satu penjaga di rumah Cendana, mengaku sering didatangi sosok seperti Soeharto ketika malam hari. Peristiwa itu terjadi bukan saja hanya sekali tetapi sudah terjadi berkali-kali pasca-Soeharto wafat.

“Bagi saya Bapak (Soeharto) itu masih ada. Kalau saya sedang nonton televisi makam hari, suka ada yang lewat atau mencolek. Saya pun cuek saja,” ujar Musa di kediaman Soeharto, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta belum lama ini.

Pria penjaga rumah ini sudah mengabdi puluhan tahun dan juga bertugas sebagai tukang kebun di rumah Cendana. Musa mengatakan, bahwa rumah Soeharto tersebut ternyata sudah seperti tempat wisata karena selama ini banyak orang mengunjungi tempat tersebut hanya sekadar mengambil foto. Bahkan tidak jarang ada yang bertanya-tanya seputar Soeharto layaknya wisatawan.

Sosok Soeharto sangat membekas di hati Musa, karena mantan presiden yang lahir di Desa Kemusuk, , Argomulyo, Yogyakarta pada 8 Juni 1921 itu dikenalnya sebagai seorang yang sederhana dan tidak terlalu banyak aturan. Bila di rumah, Soeharto biasanya hanya berpakaian baju koko dan sarung.

Kesederhanaan Soeharto ternyata tidak sebatas pada penampilan, tetapi pada tutur kata dan prilakunya. Soeharto sendiri banyak memberikan kesuksesan pada masa pemerintahan nya kepada masyarakat di antaranya adalah kesuksesan swasembada pangan.

“Jujur lebih enak zaman Soeharto daripada sekarang. Waktu itu mencari kerja tak sulit, tak ada demonstrasi, harga-harga pun murah. Kalau sekarang semuanya tak jelas,” kenang Musa.

Sumber: terselubung.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar