advertisement
Penayangan bulan lalu
Sabtu, 21 Januari 2012
KLON UNGGUL TANAMAN KARET DALAM BUDIDAYA TANAMAN KARET
Klon karet yang dianjurkan dapat berupa hasil seleksi klon-klon introduksi atau hasil persilangan sendiri. Kegiatan seleksi klon-klon karet merupakan satu rangkaian dalam kegiatan pemuliaan yang senantiasa berkembang, baik metode maupun materi yang diuji. Klon-klon anjuran tersebut dievaluasi setiap 2 tahun melalui lokakarya pemuliaan tanaman karet, yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Karet.
Klon unggul untuk tanaman karet terus dikembangkan oleh pusat penelitian karet. Klon ini dikelompokan ke dalam klon skala besar, klon skala kecil dan klon skala percobaan. Pada umumnya klon yang dianjurkan adalah klon yang termasuk skala besar. Pada tahun 1999/2000 Pusat Penelitian Karet mengeluarkan klon anjuran yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Beberapa klon-klon tersebut adalah.
Klon Penghasil Latek : BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 217, PB 260, PR 261, PR 255, PR 300, RRIM 600.
Klon Penghasil Latek-Kayu : AVROS 2037, BPM 1, PB 330, RRIC 100, TM 2 dan TMN 6.
Klon Penghasil Kayu : IRR 2, IRR 5, IRR 7.
Pengadaan Bahan Tanam
Bahan tanam yang digunakan pada pengusahaan tanaman karet ada beberapa jenis, yaitu: stump mata tidur, bibit dalam polybag, stump mini dan stump tinggi. Dari segi kepraktisan, stump mata tidur lebih mudah ditangani sehingga biaya lebih murah. Kelemahannya adalah tingkat kematian di lapang cukup tinggi sehingga diperlukan jumlah yang cukup banyak. Bibit dalam polybag sangat menjamin tingkat keberhasilan penanaman di lapang serta kemurnian klon lebih terjamin, tetapi biayanya cukup mahal.
Pengadaan bahan tanaman dilakukan dengan dua tahap yaitu : pesemaian dan dilanjutkan dengan pembibitan. Di lokasi pembibitan dilaksanakan okulasi dan jika okulasi berhasil maka akan dihasilkan stump mata tidur atau bibit dalam polybag atau stump mini.
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar