Menurut McConnel, salah satu alasannya adalah karena serangan cyber ke bank-bank AS dianggap akan lebih berbahaya secara ekonomi daripada serangan yang dilancarkan teroris. Bahkan, dilansir dari p2pnet, McConnel mempercayai dampaknya akan lebih gawat dari tragedi 9/11.
Dilaporkan, kebijakan ini akan membuat intelijen mempunyai otoritas memeriksa konten semua e-mail, transfer file ataupun pencarian web di dunia maya. Meski demikian, McConnel mengakui bahwa pengajuan peraturan tersebut memang akan sulit disetujui oleh dewan legislatif, namun ia tetap bersikeras hal itu penting untuk dilakukan.
Pengawasan lalu lintas telekomunikasi dunia internet oleh pemerintah AS bukanlah berita baru. Seorang pekerja operator seluler AT&T, Mark Klein, bahkan berujar bahwa lembaga keamanan nasional AS, National Security Agnecy (NSA) sebenarnya telah memiliki sistem yang bisa merekam semua trafik internet.
Klein berani mengatakan hal itu bukanlah tanpa dasar. Sebab, ia mengklaim bahwa dirinya lah yang juga menginstal sistem data switching, yang memungkinkan NSA mendapatkan rekaman trafik internet.
“Saya tahu, (data) apapun yang melintasi kabel itu seluruhnya akan terkopi. Kami berbicara bukan hanya dometik, tetapi juga trafik internasional,” umbarnya.
Sebelumnya, berdasarkan peraturan baru Protect America Act 2007, NSA sekarang secara sah bisa mengawasi seluruh lalu lintas telepon yang berasal, melalui atau berakhir di AS tanpa harus menunggu perintah dari pengadilan.
Berdasarkan analisis telekomunikasi, setidaknya 35 persen lalu lintas telekomunikasi suara maupun non suara dunia mempunyai rute yang berpusat di AS. Berarti, hampir sepertiga lalu lintas telekomunikasi dunia bisa disadap Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar